Senin, Desember 15, 2008

Widuri Tercantik di Taman Raja Thailand

Kontes Tanaman Hias Suan Luang 2007, Widuri Tercantik di Taman Raja

Dua pita merah muda dan kuning tertancap mantap di pot keramik biru itu. Pita kuning lambang aglaonema di pot itu sebagai terbaik di kelas batang majemuk. Pita merah muda ditancapkan kemudian oleh tim juri ternama: Surat Wanno, Profesor Chirayupin Chantaraprasong, Kasem Kingkaew, Wanlop Ngam-wattana, dan Kolonel Winai Puksrisukg. Itu tanda ia didaulat jadi grand champion kontes aglaonema 2007 di Suan Luang, Thailand.

Penghuni pot nomor 32 itu tak lain widuri karya penyilang tanah air (asli Indonesia) Gregori Garnadi Hambali. Aglaonema bermotif hijau berbercak merah itu kini milik Pairoj Tianchai, kolektor di Bangkok. Widuri didaulat menjadi grand champion setelah mengalahkan 12 pesaing, juara di tiap kelas. Sri rejeki berdarah rotundum itu layak dianugerahi gelar paling bergengsi karena berpenampilan aduhai.

Daunnya bersusun rapi dan mulus tak ternoda penyakit. Warna hijau daun ngejreng berpadu bercak-bercak merah sehingga terlihat kontras. Tajuknya simetris diwadahi ukuran pot yang pas. Tak heran kelima juri memilihnya menjadi yang terbaik di kontes tahunan memperingati hari ulang tahun Raja Bhumibol Adulyadej itu.

'Daunnya sehat dan warnanya indah,' kata Surawit Wannakrairoj PhD, pakar tanaman hias yang sering menjadi juri di berbagai kontes. Ia menunjuk lembar-lembar daun widuri yang memang tampak prima tanpa noda sedikit pun. Di mata Surawit, kecantikan widuri tak tertandingi yang lain.

Komentar serupa datang dari Ukay Saputra, pemilik Annisa Flora di Jakarta, yang sempat menjadi juri di kontes yang sama tahun lalu. Ukay memuji keindahan widuri. 'Tahun lalu, widuri hanya menempati peringkat dua di kelas chocin merah batang majemuk,' katanya. Ukay ingat betul, saat itu belum ada widuri berbatang majemuk sebesar itu. Paling besar satu indukan yang ditemani 2 anakan yang masih kecil-kecil. Makanya ia takjub begitu melihat sosok sang grand champion yang begitu rimbun.

'Sulit mendapat widuri rimbun seperti itu,' kata Haji Basri, pemain tanaman hias dari Pamulang, yang turut hadir di Suan Luang. Ia mencontohkan salah satu widuri batang majemuk yang ikut di kontes Trubus Agro Expo 2007 di Taman Bunga Wiladatika Cibubur. Widuri itu meski rimbun tapi masih terlihat 'kosong' di beberapa tempat. Songgo Tjahaja, sang pemilik, mengakui sulit mendapat widuri yang rimbun dan kompak. Musababnya, tangkai daun widuri sangat keras. Dalam pertumbuhannya tangkai itu saling dorong mendorong, sulit untuk disusun. 'Kalau tunggal ia cantik,' ujar Songgo.

Turun di kelas tunggal kategori daun kuning, big mama mencorong berkat kesehatannya yang prima. 'Warna kuning berpadu merah pada daun sempurna,' ujar Surawit. Ukuran daun besar dan cembung semakin menonjolkan keindahan daunnya. Ukay memuji performa apik aglaonema asal Thailand itu. Menurutnya ukuran daun dari atas sampai bawah seimbang. Tak ada daun bawah yang lebih besar dibanding di atasnya.
Superstar

Kontes sansevieria yang berlangsung bersamaan dengan lomba aglaonema tak kalah seru. Yang istimewa, kontes kali ini dipadati berbagai jenis unik dan langka. Superstar, sansevieria variegata milik Pramote Rojruangsang, dinobatkan menjadi grand champion.Padahal lawannya tak bisa dianggap enteng. Sebut saja samurai dwarf, mansoniana variegata, hibrid parva x gracilis, dan pongii berpenampilan prima.

Toh, bintang terang memang layak menaungi sang superstar. Meski dominasi variegata begitu kuat, sansevieria berumur 7 tahun itu sehat dan tak menunjukkan tanda terbakar. 'Ia memang bandel,' kata pria yang akrab disapa Tjiew itu. Keistimewaan superstar diamini Aris Andi, pemain tanaman hias di Yogyakarta, yang bertemu Trubus di area kontes. Menurutnya selain langka penampilan superstar kompak dan warna benar-benar indah. Berkali-kali Aris bolak-balik ke area lomba untuk mengabadikan sang bintang.

Keluar sebagai yang terbaik di kontes adenium, ra chinne pandok milik Choochart Suntrapornchai dari Siam Adenium. Pohon induk berumur 35 tahun itu memukau juri lewat kondisinya yang prima. Diameter batang grand champion mencapai 1,25 m dan tingginya 1,75 m. Pantaslah bila juri menganugerahinya pita merah kemenangan. 'Kualitasnya bagus,' kata Chandra Gunawan dari nurseri Godongijo di Sawangan yang hampir setiap tahun datang ke Suan Luang. Menurut Chandra sang grand champion baru sekali ini turun lapang dan langsung jadi pemenang.
Ramai

Pameran yang berlangsung di Suan Luang Rama IX Park pada 30 November-10 Desember itu juga disemarakkan kontes caladium dan bonsai. Pada kontes caladium, Putri Maha Chakri Sirindhorn yang memberikan penghargaan pada grand champion. Tak heran karena caladium memang tanaman favorit keluarga kerajaan, terutama Ratu Sirikit. Decak kagum terdengar dari ruang caladium tempat jawara kontes dipamerkan. Sang grand champion berwarna merah dengan urat daun gelap tampil memikat, bersanding dengan kontestan dan para jawara kelas lainnya. Sementara di lomba bonsai, jenis beringin yang jadi pemenang.

Sebanyak 300 stan tanaman hias dan buah serta perlengkapannya ambil bagian memeriahkan pameran flora tahunan itu. Tak kurang dari 50 pemain tanaman hias Indonesia tampak di berbagai sudut stan. Tujuannya, memantau perkembangan terkini dunia tanaman hias Thailand sekaligus berbelanja. Namun, tren tanaman hias di tanahair rupanya berimbas kencang hingga ke negeri Siam. 'Sekarang harga tanaman mahal-mahal. Bedanya hanya 20-30% daripada harga di Indonesia,' kata Sugiono Budhiprawira, hobiis anthurium. Contohnya Anthurium jenmanii golden ukuran daun 20 cm yang dijual seharga 1-juta bath setara Rp330-juta. 'Memang cantik, tapi terlalu mahal,' komentar Nurdi Basuki, pemain tanaman hias dari Bogor.

Namun begitu, kemeriahan tetap mewarnai Suan Luang Rama IX Park. Para pemenang di berbagai ajang lomba jadi perhatian utama. (Andretha Helmina)
source: www.trubus-online.co.id

Selanjutnya Klik......

Aglaonema Masa Depan

Jewel siam mendapat pujian dari Gregorius Garnadi Hambali. Aglaonema silangan Sutthi Klin-U-Thai yang dipamerkan di Suan Luang, Bangkok, Thailand, awal Desember 2007 itu disebutnya berpenampilan bagus.

Wajar bila Greg kagum pada jewel siam. 'Daun bulat, besar, dan bercaknya menarik serta menyebar,' kata penyilang aglaonema kawakan asal Bogor itu. Umumnya aglaonema asal Thailand bercorak splash, berwarna solid, dan polos mengikuti sifat induknya, Aglaonema cochinchinense. Menurut Greg, hibrida silangan Sutthi itu mirip varian ruby, tapi warna hijau lebih kuat dan bercak merah menyebar. Pola bintik-bintik seperti itu biasanya sifat yang diturunkan A. brevispathum.

Warna merah sudah tak asing lagi, pasti diturunkan oleh A. rotundum. Namun, Sutthi tak menggunakan aglaonema spesies asal Sumatera itu, tapi turunannya-chawang. Maklum, rotundum sulit dikembangkan di Thailand. Kelebihan lain, jewel siam berdaun raksasa. Panjang daun 33 cm dan lebar 18 cm. Lazimnya, panjang daun aglaonema rata-rata 20-25 cm dengan lebar 10-15 cm.

Menurut Greg A. commutatum 'tricolor' bisa menurunkan sifat daun bulat dan besar. Dengan melihat sifat-sifat yang diturunkan aglaonema-aglaonema spesies tersebut, wajar bila Handry Chuhairy, praktisi tanaman hias di Serpong, Tangerang, menduga jewel siam hasil silangan (A. commutatum x A. brevispathum) x chawang.
Layak tampil

Sebenarnya hibrida aglaonema tipe daun bulat dan besar sudah lama dihasilkan oleh Greg. Sebut saja esmeralda, moonlight, dan kresna. Namun, warna daun masih didominasi hijau dan bentuknya cekung. Sementara jewel siam, 'Sudah flat sehingga akan membentuk suatu tanaman pot plant yang kompak,' ujar Handry.

Sayang, 'Jewel siam tidak memenuhi syarat sebagai sosok untuk dikembangkan secara komersial. 'Sebagai varian ia menarik, tapi perlu diperbaiki lagi,' kata Greg. Itu karena hibrida asal Thailand itu berdaun tipis, lemas, tangkai relatif panjang, dan jarak antardaun lebar. Penampilannya lebih menarik dalam kelompok atau dengan anakan.

Menurut Greg tipe aglaonema masa depan bisa berdaun lebar, bulat, kecil, atau panjang. Yang paling utama sosoknya kokoh, kompak, banyak anakan, kombinasi warna menarik, dan memiliki corak baru. Dengan begitu layak tampil dan bisa dikembangkan secara komersial.
Serupa

Penelusuran Andretha Helmina, wartawan Trubus, di Thailand, aglaonema baru yang benar-benar berpenampilan beda sangat susah didapat. Itu karena, 'Dari 1.000 biji aglaonema yang ditanam paling hanya 20 saja yang penampilannya benar-benar beda,' kata Pramote Rojruangsang, penyilang di Pathumthani, Thailand. Buktinya, jenis seragam Trubus temui pada aglaonema silangan Tjiew-sapaannya. Corak daun dominan splash merah lantaran masih keturunan cochin. Namun, tangkai daun jadi lebih pendek dan warna daun terlihat lebih terang daripada generasi sebelumnya.

Penampilan sedikit berbeda terlihat pada aglaonema koleksi Nuu Wong Tse di Samuth Songkhram. Daun muda berwarna merah dan bercorak batik, semakin tua berubah menjadi hijau kekuningan. Mangkonyok, itulah nama hibrida aglaonema yang ditanam dalam media cocochip dan serasah daun bambu dengan perbandingan 2:1. Aglaonema yang namanya berarti giok naga dalam bahasa Thailand itu dijual seharga 100.000 bath/pot atau setara Rp33.000.000/pot.

Nun di Cilandak, Jakarta Selatan, Trubus menemui hibrida baru silangan Thailand koleksi Henry Biantoro. Hibrida itu diperoleh 1,5 tahun silam dari teman di Dumai, Riau. Ukuran daun aglaonema bercorak batik itu besar: panjang 31,5 cm dan lebar 16 cm. Tangkai daun panjang sehingga penampilannya terlihat lebih menarik ketika ada anakan.

Dua aglaonema baru juga terlihat di Sentul, Bogor. Penampilan salah satu anggota famili Araceae itu mirip butterfly. Namun, corak daun lebih cerah, warna tulang daun lebih merah, dan daun lebih tebal. Sosok butterfly varian baru koleksi nurseri Wijaya itu terlihat mempesona lantaran kompak dan rimbun. Lainnya, wijaya red. Ia tampil menarik lantaran bercorak batik warna merah. Sayang, daun berukuran sedang. Beda dengan jewel siam yang besar dan bulat. (Rosy Nur Apriyanti/Peliput: Andretha Helmina)
source: www.trubus-online.co.id

Selanjutnya Klik......

Dua Miliar Parkir di Senayan

Dua pria kekar berambut cepak berdiri tegak di depan tenda tertutup berukuran 36 m x 16 m. Pengaman swasta berseragam hitam itu menatap waspada setiap pengunjung yang masuk. Di langit-langit ruangan terpasang 12 lensa kamera CCTV yang tersambung layar monitor yang diawasi 2 orang. Total jenderal 6 petugas mengamankan ruangan berisi tanaman senilai Rp2-miliar.
Angka itu nilai total 60 tanaman mewah dari berbagai penjuru Pulau Jawa. Sebut saja Sansevieria eilensis koleksi Iwan Rassat. Harganya Rp55-juta. Yang termahal aglaonema bidadari. Harga per lembar daun Rp15-juta. Dengan 20 daun harga sri rejeki koleksi Harry Setiawan itu Rp300-juta. Tanaman aneh Aglaomorpha sp yang mirip ular pun dipajang di sana.

Pantas pengamanannya superketat. Selain petugas keamanan, sekeliling tenda seluas 576 m2 itu dibentengi pagar besi setinggi 2,7 m. 'Itu untuk menjamin tidak ada penerobos yang masuk mencuri tanaman,' kata Utami Kartika Putri, penanggung jawab acara. Agar tanaman aman dari goresan dan luka, pengunjung dilarang menyentuh tanaman.
Parade tanaman mahal itu membuat pencinta tanaman hias dari Surabaya, Yogyakarta, dan Bandung rela terbang ke Parkir Timur Senayan, Jakarta Pusat. Kartini Omar, asisten direktur Hotpark, National Park, Singapura, pun memuji. 'Indonesia luar biasa. Sejumlah tanaman langka bernilai tinggi berkumpul di sini,' katanya pada wartawan Trubus, Imam Wiguna. (Destika Cahyana)
www.trubus-online.co.id

Selanjutnya Klik......

Kamis, Desember 11, 2008

APA ITU HYDROGEL ??


Hydrogel, produk yang MENAWAN dan RAMAH LINGKUNGAN ini merupakan kristal polimer yang berfungsi menyerap dan menyimpan air dan nutrisi untuk tanaman dalam jumlah besar. Hydrogel dapat terurai melalui pembusukan oleh mikroba sehingga produk ini aman digunakan.

Hydrogel tidak larut dalam air tetapi dia hanya menyerap dan akan melepaskan air dan nutrisi secara proporsional pada saat dibutuhkan oleh tanaman. Dengan demikian tanaman akan selalu mempunyai persediaan air dan nutrisi setiap saat karena hydrogel berfungsi menyerap dan melepaskan (absorption - release cycles). Hydrogel mampu menyerap air sebanyak 500 kali berat hydrogel itu sendiri.

Selain tampak indah, butiran hydrogel yang lebih mirip kristal sering mengecoh siapa saja yang baru melihatnya. Hydrogel juga menarik karena warnanya. Bisa dibayangkan betapa indahnya jika ruangan Anda ada vas bening berisi tanaman yang tumbuh di dalam media hydrogel dengan warna-warna yang menawan seperti Merah, Pink, Ungu, Biru, Hijau, Kuning, Orange dan Putih yang berkilauan.

Selain untuk mempercantik ruangan, hydrogel ini dapat digunakan untuk campuran media tanam pada tanaman pot, lahan pertanian, perkebunan, hutan dll. Jadi Anda yang tinggal di daerah yang kekurangan persediaan air atau daerah yang harga airnya mahal atau Anda yang ingin mengurangi volume dan frekuensi penyiraman tanaman Anda dan Anda yang akan melakukan perjalanan jauh dan panjang, Anda tak perlu khawatir, HYDROGEL akan menyediakan air dan memenuhi kebutuhan air tanaman Anda. Keuntungan menggunakan hydrogel :

  1. Memastikan keteresediaan air sepanjang tahun.
  2. Mengurangi ferekuensi penyiraman / irigasi hingga 50%.
  3. Mengurangi hilangnya air dan nutrient disebabkan oleh leaching dan evaporasi.
  4. Memperbaiki physical properties dari compact soils dengan membentuk aerasi udara yang baik.
  5. Meningkatkan pertumbuhan tanaman karena air dan nutrient selalu tersedia di sekitar tanaman sehingga mengoptimalkan penyerapan oleh akar.
  6. Mengurangi angka mortalitas.
  7. Mengurangi pencemaran lingkungan dari erosi dan pencemaran air tanah.

Source: www.horties.com

Selanjutnya Klik......

HYDROGEL Untuk Kreasi Tanamah Hias

Tanaman hias hidroponik untuk ruangan Anda. Tidak lagi menggunakan kerikil, pasir, zeolit dll, tapi kini bertanam hidroponik sudah menggunakan hydrogel sebagai media tanamnya. Selain terlihat lebih indah, menanam dengan menggunakan hydrogel memiliki perawatan yang lebih mudah. Kalau tanaman sudah mampu beradaptasi dengan baik, kita cukup menyemprotnya satu sampai dua bulan sekali saja.

Aluminium Plant (Daun Mutiara) dan Bambu Emerald

Aluminium plant dan bambu emerald dengan bentuk kepang yang melingkar membentuk silinder ini terlihat begitu mempesona dan tumbuh segar dalam media hydrogel.



Bambu Emerald Aluminium Plant

Aglaonema dan Paku-pakuan

Indah, hijau dan segar dalam ruang yang tropis ini.


Aglaonema Paku-pakuan

Scindapsus sp. (Sirih Belanda)

Daun sirih belanda ini indah menjuntai dan vas berkaki yang dipenuhi aneka warna hydrogel. Scindapsus sp.


Cara Penanaman Persiapan pemindahan tanaman sebaiknya dilakukan sebelum membuat media hidrogel yang telah siap:
  1. Siramlah dahulu pot tanaman sehingga tanaman mudah dicabut.
  2. Angkatlah tanaman dari pot secara hati-hati supaya tidak banyak akar yang rusak.
  3. Rendam tanaman dalam air selama lebih dari 1 jam supaya tanah mudah dibersihkan
  4. Cucilah semua bagian tanaman tersebut dengan air bersih samapai seluruh daun, batang dan perakaranya bersih, perakaran yang terlalu panjang dapat dipotong
  5. Setelah diadaptasikan, periksa akar yang rusak patah atau membusuk, akar yang demikian di buang lalu di cuci lagi.
  6. Tanaman harus benar benar bersih dari tanah karena tanah dapat merusak hidrogel juga tanah dapat membuat hidroigel ditumbuhi lumut.
  7. Tanaman siap dimasukkan kedalam media baru berisikan hydrogel, pertama tama masukan hydrogel sebagian (1/4 volume vas)kemudian masukan tanaman lalu masukan hydrogel sisanya sampai semua akar tertutup, vas yang telah jadi siap untuk dijadikan hiasan dan ditempatkan sesuai dengan keinginan anda.
Tanaman yang bisa ditanam Tanaman yang akan ditanam dalam hydrogel harus mempunyai karakteristik sebagai berikut:
  1. Tahan genangan (tahan kadar air berlebih)
  2. Tahan kelembaban yang tinggi
  3. Umumnya tidak berkayu
  4. Tanaman indoor (tanaman dalam ruangan ) sehingga bisa hidup dengan cahaya pantulan atau cahaya tidak langsung.
  5. Umumnya tanaman tidak berbunga, karena pembungaan membutuhkan suplai cahaya yang besar sedangkan cahaya yang besar menyebabkan hydrogel berlumut
  6. Tanaman harus benar benar bersih dari tanah karena tanah dapat merusak hidrogel juga tanah dapat membuat hidroigel ditumbuhi lumut.
Hydrogel juga bisa ditanami tanaman sayuran seperti caisim, selada dan kangkung. Tujuan penanaman ini bukan untuk budidaya terapi hanya sebagai hiasan semata. Tanaman tersebut ditumbuhkan dahulu dalam arang sekam setelah berumur sebulan (atau jika sudah besar) kemudian pindahkan kedalam hydrogel. Cara pemindahan sama dengan pemindahan tanaman hias.

Perawatan Tanaman
Tips perawatan tanaman yang ditanam dalam media hydrogel :
  1. Gunakan tanaman yang dapat survive di media hydrogel adalah tanaman yang dapat survive di media basah antara lain Aglaonema sp, Scindapsus sp, Cripthantus sp, Dracaena sp (bambu emerald), Pilea cadieri (daun mutiara), Anthurium sp, Diffenbachia sp, Philodendron sp, Cyperus sp (rumput payung), Cordyline sp (berbagai jenis hanjuang) dll.
  2. Cukup mendapat sinar matahari.
  3. Penyiraman dan pemupukan dapat dilakukan sebulan sekali. Gunakan pupuk yang tidak merusak warna hydrogel (misal : gandapan, hyponex) dan gunakan sesuai dosis.
  4. Hindarkan dari cahaya matahari langsung, hal ini menyebabkan warna hydrogel pudar dan tumbuhnya lumut pada hydrogel.
Source: www.horties.com

Selanjutnya Klik......

Selasa, Desember 02, 2008

Mereka Tetap Primadona

Perhelatan pada 16 November di Parkir Timur Senayan, Jakarta, membuktikan aglaonema masih jadi favorit. Untuk kesekian kali diadakan, kontes siamese rainbow tetap menyedot banyak peserta. Bahkan kontes yang digelar Trubus dan komunitas Aglaonema Indonesia (AI) itu disebut-sebut sebagai yang terbesar karena diikuti 182 peserta.

Wajar bila kontes aglaonema yang pertama kali diselenggarakan oleh AI itu menyedot banyak peserta. Itu karena ada kategori baru yang dilombakan, yaitu remaja-jumlah daun di bawah 10 helai. Dengan begitu tanaman yang belum dewasa, tapi berpenampilan menarik dan sehat bisa ikut lomba. 'Artinya memberi kesempatan hobiis baru untuk mengikutsertakan aglaonemanya di arena kontes,' kata Gatot Purwoko, salah satu juri.

Maklum, selama ini banyak hobiis yang belum percaya diri mengikutsertakan tanaman kesayangan di kontes. Itu karena sri rejeki yang dikoleksi belum dewasa. Nah, dengan dibukanya kelas remaja, aglaonema berdaun 5, 6, atau 7 helai bisa ikut berpartisipasi. Kategori baru pun langsung jadi idola. Buktinya menyedot jumlah peserta terbanyak, 87 tanaman. Kategori lain, tunggal dan majemuk masing-masing 52 dan 43 peserta.

Kualitas rata

Tak hanya jumlah peserta yang menakjubkan. 'Tanaman yang dikonteskan pun berkualitas,' ujar dr Purbo Djojokusumo, juri. Bahkan kualitasnya hampir sama sehingga ketiga juri kewalahan menentukan yang terbaik. Penjurian pun berlangsung sangat ketat. Awalnya masing-masing juri memilih 20 kandidat di setiap kelas. Hasilnya didiskusikan untuk mendapat 10 kandidat. Untuk sampai ke tahap itu juri sampai 3 kali bolak-balik ke arena kontes. 'Lebih mudah menilai daripada memilih 10 besar,' kata Syah Angkasa, juri.

Setelah menilai selama 3 jam akhirnya juri sepakat memutuskan para juara. Pemenang 1 dan 2 pada kelas remaja jatuh pada hot lady dan sexy pink milik Rocky Suryanto di Jakarta Barat. Sementara juara ke-3 diraih sexy lia koleksi Paulus di Jakarta Barat. Hot lady pantas jadi jawara. Sosok tanaman kompak dan sehat. Daun yang awalnya kecil terus membesar. Pada kategori tunggal, legacy milik William asal Jakarta tampil sebagai jawara. Sosok kompak dengan tangkai daun pendek, sehat, dan corak mutasi konsisten jadi kekuatannya. Sementara di kategori majemuk diraih oleh widuri milik Krismanto di Tangerang.

Sansevieria dan anthurium

Trubus Agro Expo 2008 di Parkir Timur Senayan juga menyelenggarakan kontes sansevieria bekerja sama dengan Komunitas Pencinta Sansevieria Indonesia (KPSI). Tak mau kalah dengan aglaonema, kontes lidah mertua pun berlangsung semarak. Buktinya diikuti 108 peserta asal Jakarta, Tangerang, Yogyakarta, dan Temanggung.

Kontes terbagi dalam 5 kategori: daun bulat, daun pipih, unik, variegata, dan trifasciata. Di arena itu, Tangerang Sansevieria Club (TSC) sukses meraih juara pertama di 2 kelas sekaligus: daun pipih dan variegata. Di kelas lain pemain asal Jakarta dan Jawa Tengah buktikan yang terbaik. Sebut saja kategori daun bulat yang diraih sansevieria hibrid koleksi nurseri Bloomfield, Jakarta. Sedangkan jawara kelas trifasciata diperoleh sansevieria milik Soejatno Soebekti asal Temanggung.

Sepekan berselang, Trubus yang bekerja sama dengan Petani, Pedagang, Pecinta, dan Pemerhati Anthurium Indonesia (P4IA) menggelar kontes anthurium di Senayan. Sebelumnya, 26 Oktober 2008, kontes serupa diselenggarakan di Taman Wisata Wiladatika, Cibubur. Pada ajang itu tak hanya laceleave yang beradu molek, tapi juga puring. Total jenderal ada 67 peserta anthurium dan puring yang berlaga.

Anthurium terbagi dalam 4 kelas: jenmanii prospek, madya, dan utama, serta open nonjenmanii. Di kategori nonjenmanii, hookeri variegata koleksi Lius di Cianjur jadi yang terbaik. Maklum, tanaman sangat istimewa. 'Hookeri variegata yang daun tebal, mulus, dan tanpa cacat seperti itu jarang,' kata Eko Wiwis, juri dari Salatiga.

Kota lain

Kontes tanaman hias tak hanya berlangsung di Jakarta, tapi juga di Padang, Lampung, Yogyakarta, dan Tangerang. Di ibukota Provinsi Sumatera Barat kontes digelar di halaman depan kantor gubernur pada 2 November 2008. 'Ini merupakan kontes rutin yang diselenggarakan Dinas Pertanian Sumatera Barat dan Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI),' ujar Dra Hj Wiwi Mairawita Marlis, MSi, istri wakil gubernur sekaligus ketua PAI Sumatera Barat. Kali ini merupakan kontes tanaman hias ke-2.

Pada ajang itu ada 7 kategori tanaman hias dilombakan: anggrek spesies, anggrek hibrida, aglaonema tunggal, aglaonema majemuk, anthurium jenmanii, anthurium nonjenmanii, dan philodendron. Kompetisi diikuti oleh 77 peserta. Nun di Lampung, kontes tanaman hias dalam rangka memperingati Hari Listrik Nasional ke-63 yang terbagi dalam 6 kategori diikuti oleh 65 peserta.

Di Sleman, Yogyakarta, kontes puring terbagi dalam 2 kelas: tinggi lebih dari 50 cm dan kurang dari 50 cm. Kontes yang digelar untuk memperebutkan trofi Bupati Sleman itu diikuti 82 peserta yang tak hanya berasal dari Yogyakarta, tapi juga Wonosobo, Solo, Klaten, Sragen, Muntilan, dan Borobudur. Selain kontes, acara yang bertempat di Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Sleman itu juga diramaikan oleh parade puring yang diikuti 25 peserta. Pemenang parade puring adalah osqar milik Winarto asal Solo.

Di Tangerang kontes selama 6 hari berturut-turut diikuti sekitar 250 peserta. Dimulai dari kelas puring, adenium, sansevieria, aglaonema, anthurium nonjenmanii, dan anthurium jenmanii. Pada kontes Flora Banten Expo 2008 di Cikokol, Tangerang, itu Angel meraih juara umum. Wanita asal Cianjur itu pun berhak membawa pulang hadiah Daihatsu Xenia lantaran koleksinya meraih juara pertama di 4 kelas anthurium: madya jenmanii, utama jenamnii, madya gelombang cinta, dan utama gelombang cinta.
Rosy Nur Apriyanti/Peliput: Destika Cahyana, Imam Wiguna, dan Nesia Artdiyasa)

source: www.trubus-online.co.id/

Selanjutnya Klik......

A Favorite Indoor Plant - Chinese evergreen

One of my favorite groups of plants is the aroid family Araceae. This family has brought us so many great and wonderful indoor plants. Everything from Philodendrons, Spathiphyllum, Anthurium, Pothos, Alocasica, Dieffenbachia and Aglaonema, with dozens of others.
Since the 1980's, Anthuriums and Spathiphyllums have received most of the attention of the plant breeders. They've introduced many new varieties, flower colors, sizes and leaf textures.

Now it's the Aglaonemas turn. In the last 5 years about 20-25 new varieties have been introduced. Some have already fallen by the wayside and some of the old varieties are making a comeback.


The Aglaonema has been grown for centuries an has served as a workhorse for the professional plantscaper for the past 30 years or more. Until recently the choices were limited to about 4 varieties. The most popular being "Silver Queen".

Aglaonemas have remained popular even with limited varieties. One downside to Ag's is that they really don't like the cold weather, drafts. Aglaonemas don't like and exposure to low temperatures. This factor alone can simply limit where you can use these tough indoor plants as well as transporting them during the winter.

Many of the new Aglaonemas coming to market are being bred to have one very important characteristic. They must be able to handle much lower temperatures. This alone opens up quite a few new avenues:
• There will be more varieties grown
• Production cost should be lower since heating bills should be lower
• Less chance of cold damage in transport

• More places that the Aglaonema could be used inside

More cold tolerance is just one area of improvement as well as:
• Many new leaf patterns
• Different color combos.
• White or cream colored stems
• Wider leafs
• Taller plants
• Fuller plants
• and the list goes on.


A couple of varieties to keep on the look out for is Aglaonema "Silver Bay", Aglaonema "Jewel of India" and Aglaonema "Silver Ribbon". They all sucker well which helps them not to get leggy, have good color and handle the cooler temperatures.

Although Aglaonemas have been used for decades indoors, with all the new varieties coming to market this spring it's going to give you a lot more choices indoors. I'm looking forward to seeing what's around the corner.




Make sure you check your local nursery for these new varieties. If they don't have them... all it should take is a simple call to their plant supplier.

Just a plant or two can provide a whole new look inside. One of the best features Aglaonemas have is that they are very versatile and easy to care for... if you know the basics.

Since the aroid family has always been one of my favorites and I started collecting them back in my teen's. They hold a special place in my plant growing history. They are the plants that really taught me "how to grow".

In fact, our second eBook, is devoted Aglaonemas. It covers some of their history, production, old and new varieties, care and disorders. All wrapped up in 80 plus "e-pages" with color pictures, plant specifications and more. It's easy to read (not techie) and written for you, homeowners, plant professionals and garden center personnel.

Source: www.plant-care.com

Selanjutnya Klik......

Kamis, November 27, 2008

Hari ini aku mengerjakan PR... Selesai Bebas euyyy

PR Pertama

Tak disangka dan tak dinyana akhirnya datang juga tuch PR tepatnya tanggal 2 November 2008 dari Om EBT alias Easy Blog Trick alias Ayas…

Pengennya hari gini ada yang ngasih uang gitu ..(maunya sehh) ini adalah PR yang pertama dari awal ngeblog tapi baru saat ini aku ngerjain PR (sudah minta ijin ama Om EBT – Minta kelonggaran waktu hehehehe…dan diberikan …baik yaa) PR ini tertunda sudah lama, dan hari ini aku akan menyelesaikan PR nya.

Katanya sih PR ini merupakan 'warisan' dari RAJA. Tapi dengan adanya PR persahabatan dalam dunia maya makin asyik aja...

Bukan nya tidak mau mengerjakan PR itu tetapi akhir2 ini aku disibukan dan dikejar sama dealine ... namanya juga kuli hehehe... koq cerita melulu nich ...ya udah lihat cara aku mengerjakan PR... serius ato nggak yaaa.. Sersan aja kali yeee

Ceritanya nich EBT kan dapat PR dari bung RAJA, nah ... cerita punya cerita ketahuan tuch bahwa sebenarnya PR itu adalah : Menceritakan 10 hal tentang diri kita. OOOO walah dalah gitu tooh ... Nah, kalau sudah dikerjakan, dilanjutkan tuch PR alias di 'wariskan' kembali ke 10 teman lain... (pesan berantai tapi bukan MLM lho itu menandakan rangkaian persahabatan kali yaaa... kali aja) Kalau sudah, bagi yang kebagian warisan, harap meninggalkan koment kepada sang pewaris PR. Buat laporan klo PRnya dah dikerjain, supaya bisa cepet dinilai... (jadi pak guru nich) anda bingung jangan bingung... ikutin aja petunjuknya tinggal ngetik aja koq hehehe


PR Kedua dari Om PRIWA

PR kedua datangnya tanggal 10 November 2008 mo di tolak nggak enak... nah untuk itu sekalian aja di jawabnya nich PRnya yang datangnya dari Om PRIWA ... Konon ceritanya PR tersebut hasil warisan dari Mas Ridwan tapi buat Om PRIWA jangan berkecil hati karena PR nya akan saya selesaikan juga saat ini ... semoga tidak berkecil hati ya Om PRIWA ??? walaupun di gabung dengan PR pertama yang penting esensinya tetap kita menjalin persahabatan sesama blogger di dunia ini ... pilitis banget sih hehehehe...

Oke kali ini berikut jawaban dari PRnya, tadi... 10 hal tentang diri aku is:

1. Namaku = Berdasarkan sejarah dan melihat ijazah aku itu bernama AGUS HERMANTO, yang pasti itu nama dari kedua orang tuaku yang tercinta walaupun saat ini ibunda tercinta telah mendahulikyu (jadi sedih...)

2. Aglaonemaku = itu nama panggilan blogku tapi kalo waktu zamannya kuliah aku di panggil CHABE, kalo di kantor dipanggil HERMANTO kalo di perumahan di panggil PAK AGUS ... Jadi binun nggak tapi pastinya terserah para blogger mo panggil apa aja yang penting persahabatannya bukan begitu bukan ...sip lah... lanjut mang

3. Sejak tahun 90 aku berada di Jakarta, yang semakin hari semakin macet dan semakin macet dan semakin macet... eehhh sekarang ditambah banjir dan banjir dan banjir karena lagi musim hujan... tolong dunk pak Gubernur DKI

4. Lahirku di kota ujung pulau Sumatera tepatnya di Aceh Tengah (Takengon) dan selalu berpindah-pindah karena Bokap adalah seorang Tentara saat ini udah sepuh alias pensiun

5. Sukuku??? aku jadi binun kalo ditanya sukunya apa ... karena bokap dari Kalimantan Barat (Pontianak) Melayu dan kalo mendiang nyokap lahirnya di Padang sedangkan orang tuanya yang laki-laki tentara juga loo yang selalu berpindah-pindah terus (kakeku...sudah wafat) dari Ciamis dan ibunya (neneku... masih sehat) dari Melayu deli dicampur lagi dari Aceh ... jadi sukuku adalah orang Indonesia 100%

6. Bulutangkis adalah olah raga yang paling aku suka saat ini tapi sebelumnya sewaktu masih zamannya kuliah aku lebih sering melakukan kegiatan alam bebas dan kadang lebih spesifik di clambing (bukan clabing looo)

7. Musik ...wow suka lah, kalo menurutku orang yang tidak suka musik itu adalah hal yang teraneh... karena musik adalah bahasa yang sangat universal... sekalian looo aku sering karokean di rumah ...gayanya bak penyanyi profesional aja padahal kata istriku kalo aku nyanyi orang pada tutup kuping semua ..hahaha

8. Kerjaku saat ini disalah satu perusahaan jasa consultan management ... sering tugas keluar kota hampir seluruh Indonesia sudah disinggahi kalo kata istriku lagi nich kerjaan berwisata (jalan-jalan di gaji hehehehehe)

9. Rencana Kedepannya apabila Allah SWT memanggilku aku ingin sekali menunaikan Ibadah Haji bersama keluarga besarku, akan aku bawa kedua orang tua kami menunaikan Rukun Islam yang ke 5... semoga ...doa in ya...para Blogger

10. Akhirnya selesai juga Prnya, terakhir aku ingin selalu dan terus berbuat kebaikan ...

Itulah jawaban Prnya semoga para sahabat Blogger nggak binun yaaaa... Sekarang saatnya berbagi warisan sama sahabat blogger...siap-siap siapa yang beruntung dapet PR .... yang mendapatkan PR adalah :

1. Yunihadi Indra - Pekan Baru
2. Sulae - Kalimantan Selatan
3. Sari Dewi A - Citeureup
4. Rudi Wahyudi - Tangerang
5. Rais - Palembang
6. Odoy - Cibuntu Kuningan
7. Noeqiah - Bandung
8. Mykawali
9. Lukman Noer
10. Laurent Susanto - Kediri

Selamat mengerjakan sukses deh ... dikasih kelonggaran waktu deh untuk mengerjakan PR tapi jangan kelamaan yaaa

Salam
Aglaonemaku


Selanjutnya Klik......

Selasa, November 25, 2008

Cara Berbinis Tanaman Hias

Ternyata jadi buser atau hunter bisa jadi pilihan. Modal hanya handphone yang bisa MMS. Berikut ini beberapa model bisnis yang bisa Anda pilih sesuai dengan kondisi keuangan, kesehatan, dan cita-cita pribadi sejak kecil.

Sewa dan Buka Gerai Tanaman Hias.Ini cara paling konvensional.
Ini cara paling konvensional.Menjual tanaman hias dengan cara menyewa lapak di tempat terbuka.

Kalau Anda punya nyali dan mau sedikit nekad, bisa menggunakan lahan kosong milik pengembang yang tidak difungsikan atau lahan kosong milik siapa saja. Cuma konsekuensinya, Anda harus siap-siap dikejar petugas Trantib dan berurusan dengan para preman. Jelas, cara ini tidak dianjurkan. Yang paling baik, sewa saja secara resmi lapak-lapak di sentra-sentra tanaman hias yang juga resmi.

Di Jabodetabek misalnya ada di Ragunan; Flona Alam Sutera di Serpong Tangerang, dan Pusat Tanaman Hias BSD City di Kompleks Taman Tekno Tangerang.Sistem sewa biasanya dihitung per bulan atau per tahun di luar biaya kebersihan dan keamanan. Hitungan untuk tahun 2007, rata-rata per tahun 5—10 juta rupiah untuk setiap kapling. Kalau lahan sudah habis di tempat resmi tadi, Anda bisa ‘membeli hak pakai’ pada penyewa lama secara ‘bisik-bisik’. Dengan catatan, penyewa lama sudah bosan. Harga beli ‘hak pakai’ juga bervariasi, antara Rp20—100 juta per kapling.

Menyewa lapak di sentra penjualan tanaman hias resmi, selain tidak dikejar-kejar petugas Trantib, Anda juga tidak perlu repot-repot promosi. Karena sentra tanaman itu sendiri sudah mampu mengumpulkan pengunjung. Paling tidak, kalau Anda belum punya pelanggan, kalau nasib baik, ada pelanggan tetangga ‘kesasar’ masuk ke gerai Anda. Yang perlu Anda lakukan tinggal memajang tanaman-tanaman yang bagus, mempekerjakan karyawan yang ramah, dan membuat gerai Anda menyenangkan. Sewa Stan dan Buka Pameran
Pameran tanaman hias merupakan ajang promosi dan ajang penjualan yang bagus. Pihak penyelenggara melakukan banyak promosi untuk mengudang konsumen datang. Kalau Anda sewa stan dan buka pameran di situ, bukan mustahil gerai Anda dikunjungi orang, dan tanaman Anda dibeli orang.

Sekadar informasi, di Jabodetabek, sewa stan pameran saat ini berkisar Rp750.000 sampai Rp3.000.000, untuk gerai ukuran 3 x 5 meter, selama pameran berlangsung antara 7 sampai 10 hari. Di Jakarta ada beberapa event pameran tanaman yang berskala nasional, seperti Pameran Flora Fauna di Lapangan Banteng setiap bulan Agustus, atau pameran-pameran tanaman hias yang diselenggarakan Majalah Trubus. Namun, banyak juga pameran-pameran serupa yang diselenggarakan oleh Pemda, Supermal, atau event-event organizer di banyak tempat. Yang perlu Anda lakukan adalah selain menyiapkan tanaman hias andalan juga mencetak kartu nama untuk disebar. Jangan lupa cetak nomor telepon Anda jelas-jelas agar setelah pameran usai, tanaman Anda tetap dibeli orang.

Open House

Open house atau buka nurseri di rumah sendiri paling enak. Anda bisa setiap hari menongkrongi, memantau, dan menerima pembeli. Kalau bisnis Anda laku, Anda boleh bilang pada keluarga di rumah yang ikut menyaksikan, bahwa jadi pedagang tanaman hias tidak ‘hina’. Cara ini gampang dilakukan bila Anda punya pekarangan atau lahan yang memenuhi persyaratan. Namun bagi yang tidak punya lahan, jangan berkecil hati, bisa bikin dak di atas rumah. Enaknya, para tetangga yang lewat dan melihat, atau sanak keluarga yang kebetulan mampir bisa menjadi pengiklan bisnis Anda. Syukur-syukur mereka juga ikut tergerak untuk membelinya, bukan malah memintanya secara gratis.

Kalau yang terakhir ini terjadi, jangan sekali-kali Anda mengabulkannya. Lebih baik Anda menjual kepada mereka dengan harga miring atau rugi, daripada memberinya cuma-cuma. Jangan sampai yang kemudian menjadi berita dari mulut ke mulut adalah bahwa tempat Anda adalah tempat yang tepat untuk mendapatkan tanaman secara gratis. Dengan menjual murah atau rugi, sedikitnya, yang akan menjadi berita adalah tempat Anda menjual tanaman dengan harga murah.Keuntungan lain dengan memilih cara ini, Anda tentu saja tidak perlu buang biaya untuk menyewa lapak. Selain itu, jika sedang tidak ada pembeli, Anda bisa menikmati keindahannya setiap hari. Kerugiannya, istri, mertua, anak atau cucu Anda bisa terganggu ruang geraknya. Anda juga harus mulai bersiap-siap memiliki rumah seperti hutan belantara. Cara ini juga bisa dilakukan secara luwes. Misalnya, kalau Anda masih kerja, atau punya usaha lain, Anda bisa melakukan open house khusus pada hari Sabtu dan Minggu.

Menitipkan Tanaman

Tanaman bisa Anda titipkan ke teman yang menjual tanaman atau ke penjual tanaman yang Anda kenal. Ini cara paling aman, terutama jika Anda tergolong hobiis pembosan. Jadi kalau ada tanaman yang Anda anggap sudah menjemukan, Anda bisa meminta mereka untuk memasarkannya. Cara titip teman juga pas jika Anda tergolong pemalu, atau masih malu-malu menjadi pedagang tanaman hias. Keuntungannya, rumah Anda nyaman, dan Anda tak perlu mengeluarkan biaya sewa lapak. Jeleknya, ada kemungkinan tanaman Anda tersia-sia di tempat ‘penitipan’. Bahkan bukan tidak mungkin, orang-orang yang Anda titipi malah ‘mencuri’ tanaman Anda dengan memotong bonggol atau akarnya tanpa Anda ketahui.

Menyewa Tukang Gerobak Keliling

Ini cara paling jitu kalau rumah Anda sempit, dan Anda tidak punya kebun sendiri. Bikin gerobak dorong, dan panggil para pengangguran yang tinggal di sekitar Anda untuk diajak menjadi pedagang keliling tanaman hias. Minta kepada mereka untuk masuk ke perumahan-perumahan menjajakan tanaman Anda. Dewasa ini banyak orang senang tanaman hias tapi terlalu sibuk untuk mendatangi nurseri. Mereka adalah pasar potensial Anda.Enaknya, setiap hari Anda menerima setoran dari para penarik gerobak dorong. Kalau setiap gerobak menyetor Anda uang Rp1 juta saja sehari, kita sudah bisa bayangkan, betapa indahnya bisnis tanaman hias. Dari sana sekaligus Anda juga bisa mendapat info tanaman yang disukai dan tanaman yang tidak disukai. Dengan demikian, Anda bisa langsung belanja tanaman yang disukai konsumen di tempat penjualan grosir tanaman hias. Risikonya, kalau penarik gerobak kabur beserta gerobaknya Anda bisa gigit jari. Namun, Anda bisa cegah terlebih dulu dengan menyimpan fotokopi KTP-nya. Kalau ada apa-apa, tinggal lapor polisi.

Menjadi Hunter atau Buser

Kalau Anda ingin dapat untung dari berjualan tanaman hias tapi modal cekak atau tidak punya modal sama sekali, cara ini bisa dilakukan, yaitu dengan menjadi seorang hunter (pemburu) atau buser (buru sergap) tanaman hias.Pada dasarnya hunter dan buser adalah makelar atau istilah kerennya brooker. Modalnya, informasi dan sebuah handphone yang bisa kirim foto melalui Multimedia Messaging Service (MMS). Dengan model bisnis ini, Anda bahkan tidak harus punya tanaman sendiri.

Membuka Kebun Khusus Sendiri di Daerah Pinggiran

Cara ini mungkin termasuk cara paling mahal. Karena kita harus menyewa atau memiliki lahan luas di daerah pinggiran yang harga atau sewa tanahnya masih murah. Namun, percayalah, meski di dearah pinggiran sekali pun, kalau koleksi tanaman hias Anda bagus, orang akan tetap memburunya. Bak syair lagu “Ke gunung kan kudaki, ke laut kan kuseberangi….”Keuntungannya, Anda bisa memilih konsumen yang datang ke kebun. Kalau Anda sedang capek Anda bisa mengatakan nurseri Anda tutup, Anda sedang di luar kota atau alasan-alasan lainnya. Bahkan Anda bisa menyeleksi pembeli Anda. Keuntungan lainnya, kalau orang sudah jauh-jauh datang ke tempat Anda, sudah pasti mereka juga akan berbelanja cukup banyak.

Membuka Kebun, Sekaligus Membuka Kedai Kopi atau Galeri

Kalau kondisi keuangan memungkinkan, dan lokasi mendukung, selain membuka kebun dan menjual tanaman, Anda bisa menambah fasilitas lain seperti kafe, kedai kopi, atau galeri lukisan. Jadi, selain berburu tanaman, pengunjung bisa menikmati kopi atau membeli lukisan.Di Bandung ada All About Strawberry. Bapak dan ibu membeli buah atau tanaman stroberi, sementara anak-anak bisa minum jus stroberi. Di Baturaden, Purwokerto ada Puspa Tiara Nurseri yang menyediakan bakso dan kopi. Istri membeli tanaman, anak-anak makan bakso dan suami bisa minum kopi. Semua happy!

Menjajakan dengan Sepeda Motor atau Mobil

Cara bisnis seperti ini boleh dicoba kalau Anda tidak punya lapak. Anda tinggal ambil dagangan di tempat kulakan, lalu menjajakan secara keliling dengan sepeda motor atau mobil. Sasarannya, pedagang-pedagang tanaman hias kaki lima atau masuk ke pedagang-pedagang yang sedang buka stan pameran yang karena terlalu sibuk tidak punya waktu untuk kulakan.. Kita bisa menjual per lima atau per sepuluh pot. Tak usah untung banyak, asal penjualan lancar dan pembayaran bagus, sudah aduhai. Modalnya, cuma tahu tempat kulakan, tahu lokasi sasaran kita berada, dan punya sepeda motor atau mobil yang bisa dipakai. Kalau Anda bisa ngutang dulu di tempat kulakan, lebih asoy. Jadi Anda tak perlu mengeluarkan modal. Tentu saja, Anda harus langsung membayarnya begitu Anda menerima uang.

Membuat Website

Kalau mau memasarkan tanaman Anda ke pasar lebih luas, Anda bisa membuat website. Di situ Anda bisa memasang foto-foto tanaman, dilengkapi deksripsi dan harganya.Membuat website tidak mahal. Anda cuma harus membayar seorang desainer web, untuk membuat website. Lalu menghubungi dan membayar pihak web hosting, agar website Anda bisa disiarkan ke seluruh dunia. Keuntungan lain jika mempunyai website, Anda malah bisa jadi brooker. Tanaman milik teman yang hendak dijual bisa Anda foto, lalu gambarnya dipasang di website. Jika laku, Anda akan mendapatkan komisi.

Pasang Iklan Baris di Internet

Punya tanaman, tapi tidak punya gerai, atau malu mejeng di pameran, tidak bisa bikin gerobak boro-boro punya website? Gampang saja. Pasang iklan baris di Internet. Dewasa ini banyak portal-portal tanaman hias yang bersedia memasangkan iklan baris Anda secara gratis. Contohnya, duniaflora.com . Syaratnya cuma satu: Anda tidak gaptek Internet. Kalau cuma tidak punya Internet, gampang, datang saja ke Warnet atau bawa laptop dan bayar vouncher sewa hot spot yang banyak dimiliki supermal atau kafe.

Buka Supermarket

Buka supermarket butuh lahan dan bangunan yang memadai. Di situ orang bisa berbelanja tanaman hias secara swalayan. Cuma mungkin, Anda tidak cukup bayar tenaga untuk bagian kasir, tapi perlu juga sewa para detektif untuk mengatasi para pengutil tanaman. Maklum, tukang kutil biasanya juga mencari peluang di supermarket Anda.

Jadi importir.

Anda berangkat ke Thailand, dan membawa pulang tanaman yang sedang digemari di tanah air. Kelihatannya keren. Syaratnya, paling sedikit Anda punya paspor, surat izin impor dan uang memadai... Menurut orang yang suka ulang-alik ke sana, sedikitnya kita harus membawa Rp. 500 juta, supaya kita untung. Kalau bawa uang dibawah itu, bisa saja, tapi Anda tekor. Anda juga harus siap berurusan dengan masalah bea cukai setelah barang Anda tiba di bandara. Repotnya, tidak ada tarip resmi, semua masih dihitung suka-suka.Saat buku ini ditulis, beaya seperti ini, untuk sekali masuk barang bisa mencapai antara Rp. 10 juta sampai Rp. 25 juta. Tentu saja beaya sebesar itu harus Anda masukkan sebagai komponen harga jual. Salah-salah berbicara dengan pihak berwenang, bukannya Anda dapat untung, barang malah disita, untuk dimusnahkan. Anda pun gigit jari. Kalau Anda tergolong tidak gentar atau suka naik pesawat terbang dan sedikit punya nyali, model bisnis ini bisa dicoba.

(Dikutip dari buku, “JURUS SUKSES BISNIS TANAMAN HIAS”, karangan Kurniawan Junaedhie, PT Agro Media Pustaka, Jakarta 2007)

Source: www.duniaflora.com

Selanjutnya Klik......

Kamis, November 20, 2008

Walah! Aglaonema Bidadari Dijual Rp 300 Juta


JAKARTA, RABU — Sebuah tanaman dibanderol Rp 300 juta. Wow! Mengapa bisa semahal itu? Pasalnya, tanaman koleksi eksklusif Harry Setiawan berjenis aglaoneme bidadari itu merupakan tanaman langka dan hanya satu-satunya di Indonesia. Penasaran?

Tanaman itu dipajang dalam Agro Expo yang digelar di Parkir Timur Senayan hingga 22 November. Salah satu panitia, Suci Puji Suryani, mengatakan, alasan mahalnya tanaman itu semata-mata karena kelangkaannya. "Penetapan harga itu ada beberapa faktor. Melihat harga pasar, juga terserah si pemilik saja," kata Suci kepada Kompas.com, Rabu (19/11).

Saat ditanya bagaimana menjamin bahwa tanaman itu hanya satu-satunya di Indonesia, Suci mengatakan, hal itu sudah dipastikan oleh kalangan pecinta tanaman. Tanaman itu, menurut dia, merupakan hasil persilangan yang belum pernah ada sebelumnya. Daunnya agak lebar, berwarna merah muda bercampur putih.

Selain aglaonema bidadari, ada pula aglaonema harlequin yang dijual dengan harga Rp 150 juta. Saat awal kemunculannya pada 2007, tanaman ini bahkan ditawarkan dengan harga Rp 650 juta! Di atasnya, masih ada lagi adenium socotranum (batang merah) seharga Rp 250 juta. Tanaman ini berasal dari Pulau Socotra di Semenanjung Yaman yang tergolong jenis langka di habitatnya. Diperkirakan, bisa mencapai umur 60 tahun.

Tanaman-tanaman ratusan juta ini ditempatkan pada satu area yang terdiri atas sekitar 60 jenis tanaman. Jika ditotal, harga jual seluruhnya mencapai Rp 2 miliar! Siapa para pembeli tanaman mahal ini? "Ada saja yang cari. Namun, sudah laku atau belum kami tidak tahu karena untuk transaksi langsung ke pemilik dan biasanya sehabis pameran," kata Suci.

Suci mengingatkan, bagi para pecinta tanaman yang tertarik dengan bunga-bunga mahal agar mengumpulkan berbagai informasi dan memastikan jenis tanaman yang dibelinya kepada komunitas pecinta tanaman. Salah satu milis disebutkan Suci, yaitu aglaonemaindonesia@yahoogroups.com

Laporan Wartawan Kompas.com Inggried Dwi Wedhaswary
source : www.kompas.com/

Selanjutnya Klik......

Selasa, November 18, 2008

Musim Hujan dan Dampak Bagi Tanaman

Menurut hemat saya, musim hujan dapat dibagi menjadi tiga fase.

1. Awal musim hujan (akhir musim kemarau)

Ciri, sinar matahari cukup banyak, suhu udara panas, kelembaban udara absolute (Ah) tinggi, kelembaban udara relatip (Rh) tinggi, hujan masih jarang terjadi, dan sumber air tanah maupun air permukaan sedikit.

Dampak bagi tanaman :

Proses transpirasi (proses pendinginan) terganggu karena tingginya nilai Rh. Keadaan ini diperparah dengan sulitnya proses pendinginan secara konduksi lewat daun, karena bahang panas pada fase musim ini juga tinggi. Akibatnya tanaman akan kepanasan, daun dan batang tanaman nampak layu meski masih nampak hijau. Kalau kondisi parah ranting dan daun akan menguning dan rontok.

Kesalahan yang sering dilakukan pada fase ini, melihat tanaman nampak layu timbul anggapan tanaman kurang air. Padahal kelayuan muncul bukan karena kekurangan air (seperti pada musim panas), namun akibat terganggunya proses penyerapan air karena transpirasi terhambat. Dampak selanjutnya gampang diduga, zona akar akan kelebihan air dan mengundang penyakit.

2. Pertengahan musim hujan

Ciri, sinar matahari terhalangi mendung, suhu udara turun, kelembaban udara absolute (Ah) turun / rendah, kelembaban udara relatip (Rh) tinggi, frekwensi hujan tinggi, dan sumber air tanah maupun air permukaan melimpah.

Dampak bagi tanaman :

Kelembaban (Rh) tinggi pada suhu yang rendah merupakan kondisi ideal pertumbuhan spora jamur. Tanaman yang tidak sehat atau bagian tanaman yang tua menjadi rentan serangan jamur. Genangan-genangan air pada bagian batang, bonggol, dan daun (bagian-bagian yang kaya karbohidrat) cepat atau lambat akan diserbu jamur.

3. Akhir musim hujan (awal musim kemarau)

Ciri, sinar matahari mulai banyak terlihat, suhu udara naik, kelembaban udara absolute (Ah) naik / tinggi, kelembaban udara relatip (Rh) turun/rendah, hujan semakin jarang terjadi, dan sumber air tanah melimpah sedang air permukaan menurun.

Dampak bagi tanaman :
Transpirasi dapat berjalan dengan baik dan dengan demikian proses penyerapan nutrisi dapat berlangsung dengan baik pula. Proses pertumbuhan tanaman dimulai kembali.

Thari Wie (www.omahijo.com)
Source : www.kebonkembang.com

Selanjutnya Klik......

Zat Pengatur Tumbuh untuk Perangsang Bunga

Munculnya bunga pada suatu tanaman menunjukkan tingkat kematangan tanaman memasuki fase atau masa dari vegetatif ke generatif. Perubahan ini dapat dikarenakan pengaruh internal hormon tanaman atau zat pengatur tumbuh tanaman secara eksternal.

Secara alamiah di dalam tanaman terdapat banyak hormon yang mengatur dan memicu terjadi proses fisiologis. Proses-proses fisiologis itu antara lain pertumbuhan akar, tunas, pembungaan dan sebagainya. Pembahasan topik dibatasi pada hormon ataupun zat pengatur tumbuh yang berperan dalam mendorong pembungaan.

Catatan: zat pengatur tumbuh adalah hormon yang disintesis (buatan)

Ada beberapa hormon di dalam tanaman yang berpengaruh dalam pembungaan, yaitu Gibberelin. Sedangkan zat pengatur tumbuh tanaman yang berperanan adalah kelompok Auksin NAA, gas etilen (karbid) dam penghambat tanaman (retardan) Paklobutrasol, Alar dan Cycocel.

Contoh penggunaan zat pengatur tumbuh untuk perangsang pembungaan:

Tanaman kelompok Bromelia (Nanas) dirangsang dengan gas Etilen (Karbid) dan Ethepon (Ethrel).

Tanaman Mangga dan Durian dirangsang dengan Paklobutrasol (Patrol, Goldstar)
Tanaman Aglaonema dan Spathiphyllum dirangsang dengan Gibberelin/GA3 (Grow Quick Flower, Sunerellin).

(Yudha Hartanto MSi., diolah dari berbagai sumber).
source: www.tokopupuk.com

Selanjutnya Klik......

Pengenalan Hama: Cara Makan dan Pengendaliannya



Hama tanaman mempunyai ciri tersendiri dalam melakukan aktifitas makannya. Aktifitas ini dapat dijadikan acuan penentuan jenis hama yang menyerang dan sekaligus pengendaliannya.

Berikut disajikan macam cara makan dan gejala serta jenis hama yang menyerang:

Menggigit - mengunyah

daun/bunga sobek
daun/bunga berlubang
daun/bunga terpotong
daun tinggal tulang daun
kuncup bunga berlubang
daun menggulung
gerekan pada batang
Menusuk - menghisap

bentuk daun/bunga menjadi keriting
daun menjadi salah bentuk
permukaan atas daun menjadi kusam
permukaan atas daun terdapat bintik yang kontras dengan warna daun
permukaan bawah daun terdapat bekas luka tusukan
terdapat substansi yang lengket seperti �honeydew�
permukaan atas daun terdapat lapisan hitam (jelaga)
terdapat sarang seperti sarang laba-laba
Meraut - menghisap

bunga tidak membuka normal
permukaan atas daun menjadi keperakan
gugur bunga prematur
Memarut/mengorok

terdapat bekas korokan di permukaan atas daun
menimbulkan puru (gall)
Penjelasan hama yang menyerang dan pengendalian dengan insektisida

Menggigit- mengunyah

Jenis hama yang menyerang: Ulat, Kumbang dan Belalang
Insektisida: Decis, Metindo, Sevin, Supracide, Larvin, Buldok, Baycarb, Furadan 3G- Dursban, Slamfast/Mitecut, Matador, Rizotin.
Menusuk - menghisap

Jenis hama yang menyerang: Aphid, Kutu Perisai, Whitefly, Mealybug, Root Mealybug, Spider Mites (Red Spider dan Two Spotted), Fruitfly (Lalat Buah), Fungus Gnats
Insektisida: Pegasus, Confidor, Diazinon, Supracide, Matador, Metindo, Agrimec/Bamex/Schumec, Kelthane, Talstar, Demiter, Easy Clean, Curacron, Pro Leaf, Slamfast/Mitecut, Trigard, Jian Jing.
Meraut - menghisap

Jenis hama yang menyerang: Thrips
Insektisida: Pegasus, Confidor, Curacron, Regent, Akodani, Easy Clean, Pro Leaf, Jian Jing.
Memarut/mengorok

Jenis hama yang menyerang: Leafminer
Insektisida: Calypso, Confidor, Agrimec/Bamex/Schumec, Trigard, Provado

(Yudha Hartanto MSi., diolah dari berbagai sumber).
Source: www.tokopupuk.com

Selanjutnya Klik......

Manajemen Pengendalian Hama Tanaman

Tanaman dalam siklus hidupnya tidak terlepas dari serangan hama. Serangan hama muncul pada saat kondisi tertentu sesuai dengan habitat yang diinginkan. Habitat yang dimaksud adalah kondisi lingkungan seperti suhu, kelembaban dan sumber makanan.
Secara umum populasi hama meningkat pada musim kemarau, dimana suhu tinggi (>28oC) dan kelembaban rendah (<60%) merupakan kondisi yang sesuai untuk berkembang.

Perkembangan hama pada musim kemarau, selain sumber makanan yang tersedia adalah kondisi lingkungan yang sesuai untuk bertelur dan menetas. Sedangkan saat musim hujan banyak hama musim kemarau bertahan pada tanaman inang lain seperti gulma rumput atau bayam liar. Contoh hama musim kemarau seperti belalang, ulat, aphids, thrips, spider mites, white fly, lalat buah, pengorok daun, dan lain sebagainya.
Namun ada kasus tertentu ada hama yang berkembang pada musim hujan seperti fungus gnats dan shore fly. Dimana perkembangan hama ini lebih dikarenakan ketersediaan makanan berupa lumut yang berkembang dalam kondisi lembab.

Berdasar kondisi di atas, pengendalian hama selain menggunakan insektisida, cara lain adalah dengan membersihkan lingkungan (sampah organik dan gulma). Contoh lalat buah berkembang pada buah yang busuk, spider mites bertahan pada gulma bayam liar, dan lain-lain. Selain itu mencegah lingkungan media tanam atau sekitar tanaman terlalu lembab yang bertujuan mencegah serangan fungus gnats dan shore fly.

(Yudha Hartanto MSi., diolah dari berbagai sumber
Source : www.tokopupuk.com

Selanjutnya Klik......

Manajemen Pengendalian Cendawan dan Bakteri Patogen pada Tanaman


Penyakit tanaman dapat berkembang dan menyebar bila kondisi seperti suhu dan kelembaban memenuhi syarat untuk berkembang, selain itu kondisi tanaman dan teknis budidaya juga berperan.

Penyebab penyakit yang sering menyerang tanaman yaitu bakteri dan cendawan. Bakteri dan cendawan cenderung berkembang pada lingkungan yang mempunyai kelembaban tinggi (>80%), dimana bakteri berkembang pada suhu tinggi (>28oC), sedangkan cendawan pada suhu rendah (<22 -25oC).

Tanaman yang mengalami stres rentan terhadap serangan penyakit, stres yang dimaksud dapat dikarenakan (1) penggantian media baru dan (2) penggenangan air di daerah perakaran dalam jangka waktu lama. Faktor lainnya adalah salah pemberian pupuk (konsentrasi pupuk yang kurang/lebih dan macam pupuk yang salah).

Pengaturan jarak tanam ataupun jarak antar pot tanaman di dalam membudidayakan tanaman juga mempengaruhi perkembangan dan penyebaran penyakit. Semakin rapat jarak antar tanaman memberikan resiko tinggi dalam penyebaran penyakit tersebut. Demikian pula dengan media tanam yang salah menentukan komposisi dan perbandingannya. Bila media tanam terlalu lembab dan kuat memegang air maka akan membuat akar tanaman membusuk yang dapat menjadi awal masuknya penyakit.

Solusi selain mencegah dengan menggunakan fungisida dan bakterisida adalah dengan cara kontrol lingkungan dengan membuat lingkungan sekitar tanaman mudah teraliri udara, mengatur penyiraman air, pemberian pupuk yang tepat (konsentrasi,macam pupuk), mengatur jarak antar tanaman dan membuat media tanam tepat komposisi dan perbandingan.

(Yudha Hartanto, MSi., diolah dari berbagai sumber)
source : www.tokopupuk.com

Selanjutnya Klik......

Senin, November 17, 2008

INFORMASI: Cara Murah Mengusir Nyamuk












Belakangan ini penyakit Demam berdarah atau Dengue adalah penyakit yang diketahui paling mematikan dan sulit dicegah apalagi pada saat musim hujan. DBD adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan virus dengue­terutama menyerang anak-anak. Tanda-tandanya antara lain demam tinggi mendadak, dengan manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan shok dan kematian.

Banyak cara dilakukan untuk mencegah dan mengobatinya. Salah satunya dengan menggunakan bahan yang bisa digunakan untuk melumpuhkan sumbernya, yaitu Nyamuk. Bukti galaknya promosi dan penyuluhan untuk mencegah penyakit ini adalah banyaknya obat anti nyamuk yang beredar di pasaran. Pemberantasan nyamuk biasanya dengan menggunakan insektisida sintesis sebagai racun serangga, entah itu obat nyamuk semprot, obat nyamuk bakar, maupun obat antinyamuk yang dioleskan, yang tentu saja mengandung senyawa kimia.

Hampir semua obat anti nyamuk tersebut bersal dari tumbuhan karena pola hidup orangsaat ini adalah back to nature, seperti: Geranium, Lavender, Serai wangi, Selasih dan banyak sekali jenis tumbuhan yang memiliki kandungan pengusir nyamuk. Namun, dari semua jenis tumbuhan tersebut tidak ada satupun yang bisa digunakan secara langsung, yakni masih membutuhkan pengolahan sebelumnya. Proses pengolahan ini membutuhkan biaya yang cukup mahal sehingga harga obat ini pun relatif mahal.

Salah satu tanaman yang bisa digunakan untuk mengusir nyamuk dan pemanfaatannya mudah adalah tanaman zodia (Evodiaa suaveolens) yang termasuk dalam famili Rutaceae. Tanaman perdu ini berasal dari keluarga Rutacea. Tinggi tanaman 0,3 – 2 m dan panjang daun dewasa 20 – 30 cm. Bentuk zodia cukup menarik sehingga banyak digunakan sebagai tanaman hias. Zodia berasal dari Papua, namun saat ini sudah banyak tumbuh di Pulau Jawa. Tanaman ini tumbuh baik di ketinggian 400 – 1.000 m dpl.

Tanaman ini bisa memiliki tinggi mencapai 200 cm jika dibiarkan tumbuh bebas di alam. Daunnya berwarna hijau agak kekuningan, pipih panjang tapi lentur. Tanaman ini berfungsi ganda, selain sebagai tanaman hias yang dapat menyejukkan suasana rumah ketika dilihat, juga berfungsi sebagai anti nyamuk yang handal. Tanaman ini mengandung zat evodiamine dan rutaecarpine sehingga menghasilkan aroma yang cukup tajam dan tidak disukai serangga. Menurut Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro), minyak yang disuling dari daun zodia mengandung linalool 46 persen dan apinene 13,26 persen. Linalool berfungsi sebagai pengusir nyamuk.

Daun zodiac mampu menghalau nyamuk selama 6 jam, dengan daya halau (daya proteksi) sebesar lebih dari 70 persen. Selain efektif mengusir nyamuk, belakangan ini para ilmuwan menemukan khasiat lain dari zodia, misalnya penyembuh sakit kepala, disentri, dan pembunuh sel kanker. Bunganya juga dapat dijadikan obat gosok untuk mengobati masuk angin. Di samping itu, daun zodia terasa pahit, bisa digunakan sebagai obat tradisional, antara lain untuk menambah stamina tubuh, sementara rebusan kulit batangnya bermanfaat sebagai pereda demam malaria.

Zodia mengeluarkan aroma bila daun-daunnya digosokkan. Tanpa digosokkanpun tanaman ini akan menebarkan aroma wangi yang bisa mengusir nyamuk dari dalam ruangan. Dengan kata lain, tanaman ini merupakan tanaman hidup pengusir nyamuk yang dalam kondisi hidup mampu menghalau nyamuk. Artinya tanaman ini tidak perlu diolah terlebih dulu. Daunnya juga bisa mengobati kulit yang bentol karena gigitan nyamuk. Meskipun harga bibitnya mahal (antara Rp 5000 hingga Rp 200.000 per pohon sesuai dengan tinggi dan kesuburan tanaman), tapi dari segi manfaatnya yang sama, tanaman ini masih bisa bersaing dengan tanaman lain yang menjadi sumber bahan utama dalam pembuatan obat anti nyamuk yang ada selama ini.

Selain itu, budidaya dari tanaman ini cukup mudah bila dibandingkan dengan tanaman sejenisnya sehingga tidak perlu takut akan gagal. Ini cocok sekali dengan orang yang sibuk dan tidak memiliki banyak waktu untuk merawat tanaman atau bahkan orang yang memang tidak bisa merawat tanaman. Bisa diperbanyak melalui biji dan stek ranting. Tanaman yang sudah berbunga dan berbiji, maka bijinya akan jatuh dan tumbuh di sekitar tanaman. Penanaman zodia dari biji hingga berkecambah memerlukan waktu 4 minggu. Penanaman bisa menggunakan sekam bakar sebagai medianya. biji tingal ditaburkan atau disemai kemudian diletakkan di tempat teduh. Dari habitat aslinya biji zodia menyebar dengan cara pemecahan sendiri. Sehingga biji bisa jatuh jauh dari induknya.

Perawatannya juga mudah, cuma perlu dipupuk satu bulan sekali, jarang dihinggapi hama. Dua hari sekali, zodia perlu dikeluarkan dari ruangan selama dua hingga tiga jam agar terkena cahaya matahari. Biarkan terkena sinar matahari. Hanya, fase pertumbuhan membutuhkan perhatian tersendiri. Bila langsung kena sinar matahari, bisa-bisa malah mati. Sebaliknya, bila kurang sinar matahari justru pertumbuhannya tidak sehat.

Tanaman ini akan tumbuh subur bila dikembangkan di daerah yang cukup dingin. Biasanya, tanaman ini ditanam dalam pot, dan digunakan sebagai tanaman dalam ruangan (indoor plant). Namun, baik juga bisa langsung ditanam di halaman rumah. Penyimpanan tanaman juga sering diletakkan di sekitar tempat angin masuk ke dalam ruangan, nyamuk yang hendak masukpun terhalau. Bahkan, bisa memberikan kesejukan tersendiri. Di daerah perumahan, tanaman yang habitusnya perdu ini dapat digunakan sebagai tanaman penghijau sekaligus tanaman potensial di lingkungan rumah. Tingkat efektifitasnya akan terasa apabila sirkulasi udara di sekeliling tanaman tersebut baik. Karena aroma yang dikeluarkan oleh tanaman tersebut akan disebarkan oleh angin ke sekeliling lingkungan sehingga dapat mencegah pertumbuhan nyamuk di sekitar perumahan.

Cara pemanfaatannya bisa dengan langsung menggosokkan atau mengoleskan daun yang sudah digosok-gosok ke permukaan kulit, atau hanya dengan sekedar meletakkannya di ruangan agar ruangan tersebut tidak dihuni nyamuk. Jika tanaman ini tertiup angina, maka daun-daunnya akan saling bergesekan sehingga menimbulkan bau harum. Satu yang perlu diperhatikan, jika ruangan terlalu sempit dengan sirkulasi udara yang kurang baik, aroma dari tanaman ini juga bisa menyebabkan orang mabuk atau pusing karena aromanya yang terlalu menyengat. Meskipun baunya lumayan keras, namun tanaman ini lebih sehat bila dibandingkan dengan obat nyamuk bakar atau semprot buatan pabrik karena aroma dari tanaman ini tidak membahayakan pernafasan.

Penggalakan pemanfaatan tanaman ini perlu dilakukan karena terbukti ramah lingkungan dan aman. Promosi ini bisa dilakukan dari mulut ke mulut di lingkungan sekitar kita, namun akan lebih efektif jika diberikan penyuluhan oleh pemerintah daerah untuk melakukan budidaya atau setidaknya setiap rumah punya sehingga masyarakat bisa terhindar dari penyakit DBD yang sangat mematikan.

*Oleh: Mo Awwanah*
*Penulis adalah Mahasiswi Biologi/2006
Universitas Negeri Malang
source: moaw745.wordpress.com


Selanjutnya Klik......

KULTUR JARINGAN AGLAONEMA


KULTUR JARINGAN AGLAONEMA: Teknik Sterilisasi Memegang Kendali

Sejak lama aglaonema telah dicoba diperbanyak lewat kultur jaringan. Namun baru kali ini menunjukkan hasil. ADALAH MONFORY NUSANTARA YANG BERHASIL. MELALUI METODE ORGANOGENIS, menggunakan batang bermata tunas. Total ada sekitar 15 hibrida aglaonema yang menunjukkan performa bagus di laboratorium dan nursery milik Monfory di Bogor, Jawa Barat. "Sejak lebih kurang dua tahun lalu kami

melakukan percobaan pada 30 hibrida dan belakangan kami tambah 12 hibrida," ungkap Suzy Ratnawati Madjid, Plant Manajer Monfory Nusantara. Hasil kuljar sudah masuk ke divisi nursery untuk diadaptasi dan dibesarkan sampai siap dipasarkan. Antara lain, Lady valentine, Cochin tembaga, Red fire, Lipstik flamingo, dan Madonna. Silangan Gregory Hambali macam Madame Suroyo, Adelia, dan Siti Nurbaya juga sudah mulai diproduksi. "Sekarang kami sudah bisa menghasilkan total 2.000 anakan silangan aglaonema perbulan. Tetapi angka tersebut akan terns meningkat," lanjut Suzy.
I
SIKLUS LEBIH PANJANG
Teknik tissue culture pada tanaman berjuluk ratu daun ini serupa dengan prosedur kuljar (kultur jaringan) tanaman hias lain. Namun aglaonema punya siklus kuljar yang lebih lama. "Kalau caladium dan alokasia hanya butuh waktu 4 minggu sampai eksplan tumbuh dan siap dipotong kembali. Tetapi aglaonema butuh waktu sampai 5-6 minggu," terang Suzy. Tahap ini biasa disebut subkultur melalui stek mikro.

Namun persoalan utama dalam proses kuljar aglaonema adalah sterilisasi eksplan. Kalau eksplan terkontaminasi, tak bakal bisa tumbuh. Setup tanaman menyimpan bakteri endogen yang bisa jadi berbeda. "Kami melakukan banyak trial £t error sampai menemukan teknik sterilisasi khusus dan berhasil. Bahan untuk sterilisasi persis seperti yang kami pakai untuk tanaman hias lain," lanjut Susy.

Setelah proses sterilisasi berhasil, tinggal mencoba-coba ramuan media dan hormon paling pas supaya pertumbuhannya maksimal. Monfory menggunakan media kuljar padat berbahan dasar media MS.

"Tapi dengan beberapa modifikasi dan penambahan ramuan hormon tertentu. Teknik pemotongan eksplan juga berbeda," lanjutnya.

KULJAR HEMAT
Kultur jaringan skala rumahan untuk tanaman bernama lokal Sri rejeki ini sudah dicoba. Seperti

yang dilakukan oleh Novi Syatria di Klender, Jakarta Timur. Namun belum seratus persen berhasil, permasalahan sterilisasi masih jadi kendala. "Eksplan sudah kelihatan tumbuh tetapi masih terkontaminasi bakteri. Saya sedang mencoba dengan tambahan formula anti bakteri yang hasilnya bagus pada tanaman lain," ungkap down Universitas Bengkulu.

Novi melakukan sterilisasi eksplan sebelum ditanam. Potongan batang bermata tunas dicuci dengan air mengalir dan deterjen. Kemudian di-shaker dalam larutan fungisida dan dibilas dengan air stern. Dilanjutkan direndam larutan fungisida, dibilas air stern sampai bersih.

Ketiga langkah itu dilakukan masingmasing 30 menu Terakhir direndam dalam larutan alkohol 70% sambil digoyang dan dibilas 5 kali dengan air. Proses kultur jaringan, menurut Novi, bisa dilakukan dalam skala rumah tangga. Bisa menggunakan
peralatan yang terjangkau. Semisal Laminar air flow, semacam kotak stern, bisa diganti dengan incase yang bisa dipesan pada tukang kaca. Autoclaf bisa diganti dengan panci presto, asalkan suhunya bisa melebihi 100 °C. Penggunaan mediaa padat tak perlu mesin shaker. Kalau menggunakan media beli jadi, tak perlu timbangan dan alat ukur. Perlengkapan botol juga bisa diganti. Namun perlu ruang sejuk untuk menyimpan kultur yang sudah diisolasi. Bagi pemula bisa memanfaatkan kamar ber-AC.
"Proses kerja dasar bisa dipelajari hanya dalam satu hari, selebihnya lewat praktik langsung," lanjut Novi yang acap memberikan pelatihan kuljar.

Nah, Anda pun bisa mencobanya. ~


TAHAPAN KULJAR
1. Media masak masuk botol, dimasukkan ke autoclaf selama 1 jam. Pastikan steril sampai 3 hari.
2. Alat yang hendak digunakan disterilisasi dulu dalam autoclaf.
3. Sterilisasi alat, kalau menggunakan laminar, letakkan dalam laminar tertutup dan lampu UV

menyala sejam.
4. Laminar dibuka, blower dan lampu nyala, semprot alkohol 70%.'
5. Bahan dan alat disemprot alkohol.
6. Memotong bahan eksplan dari induk yang sehat.
7. Sterilisasi dan pemotongan eksplan diluar dan di dalam alat kerja (laminar atau in case).
8. Eksplan ditanam, gunakan pinset yang telah dibakar api bunsan dan dicelup air steril. Mulut

botol juga dibakar api bunsan.
9. Botol diletakkan di ruangan steril bersuhu sejuk sampai siap dimultifikasi lewat jalan stek

mikro.

Silangan Lokal Menggembirakan
Kebanyakan aglaonema yang sukses dikembangbiakkan lewat semacam teknologi clone di Monfory adalah hibrida hash persilangan Thailand. Sementara aglaonema silangan Gregory Hambali di Bogor, belum optimal. "Barangkali dipengaruhi bahan silangan, silangan Thailand keturunan cochin punya rugs lebih panjang pertanda pertumbuhannya cepat. Berbeda dengan keturunan rotundum yang beruas pendek," ungkap Lewi Pohar Cuaca, manajer marketing Monfory Nusantara. "Kuljar menggunakan ramuan media dan formula yang sama, pertumbuhan aglaonema lokal masih belum secepat silangan Thailand," tambah Suzy. Diperlukan ramuan hormon khusus. Sampai saat ini,

Monfory telah membuat 28 ramuan media untuk menginisiasi 12 spesies tanaman.

TEKS: RUDI
FOTO: ROHEDI/RUDI

Discan dan diedit oleh Sabina dari majalah Flona Edisi 65/V Juli 2008
source : www.kebonkembang.com

Selanjutnya Klik......

Selasa, November 11, 2008

Aglaonema Abnormal yang Menarik


Pantas bila Tum-sapaan Satid Srimarksook-memiliki pride of sumatera berpenampilan nyeleneh dalam jumlah banyak. Pria kelahiran 35 tahun silam itu punya 100.000 indukan sehingga peluang mutasi terbuka lebar. 'Dari 1.000 tanaman paling hanya 1 yang mengalami mutasi,' ujar Sukasdi, pemulia aglaonema di Bogor. Nah, dengan asumsi itu, Tum bisa memperoleh sekitar 100 tanaman mutasi. Angka spektakuler untuk sebuah kelainan pemicu harga tinggi.

Harga sri rejeki abnormal yang langka itu memang luar biasa. Sebut saja balanthong mutasi berdaun 4 helai milik Anti Nursery yang terjual seharga Rp2,5-juta/pot. Pride of sumatera mutasi dihargai Rp250-ribu-Rp300-ribu per pot untuk tanaman berdaun 6-7 helai. Harga pride normal paling hanya Rp125-ribu.

Kultur jaringan

Sekitar 100 km dari kebun Satid Srimarksook, Trubus pun menemukan 'gudang' balanthong mutasi. Daun yang awalnya berwarna hijau dengan tulang dan jari-jari daun merah berubah jadi merah muda. Saat beralih rupa sang ratu bertambah cantik. Di antara 1.000 indukan yang ada di sana hanya segelintir yang abnormal.

Di nurseri lain ditemukan dynamic ruby dengan motif seperti lipstik. Warna hijau hanya terlihat menghiasi daun bagian pinggir. Lazimnya, corak menyerupai lady valentine, bercak hijau muncul di tengah daun berwarna merah muda itu. Perubahan rupa aglaonema milik Pichai Manichote itu muncul lantaran diperbanyak dengan kultur jaringan.

Menurut Sukasdi, teknik perbanyakan itu memang kerap memacu munculnya kelainan. 'Jadi, tergantung sel yang diambil,' katanya. Bila yang diambil sel hijau, maka yang muncul dominan hijau. Selain itu, mutasi juga dapat disebabkan oleh perbanyakan dengan cara vegetatif, yakni setek batang atau pemisahan anakan. Sel-sel yang sebelumnya dorman, terpicu bangun dan membentuk tunas yang mengalami penyimpangan. Jadi, 'Setiap titik tumbuh diaktifkan,' ujar Greg Hambali, penyilang di Bogor. Perubahan sosok bisa berupa warna, gurat daun, atau bentuk daun.

Pisah Anakan

Sebut saja snow white mutasi koleksi Prapanpong Tangpit. Daun aglaonema asal Florida yang awalnya berwarna putih dengan bercak hijau itu berubah jadi dominan putih. Itu karena At-begitu ia disapa-sering memperbanyak kerabat alokasia itu dengan cara memisahkan anakan. Bak mendapat durian runtuh, pria yang berdomisili di Khet Thawi Watana, Bangkok, itu memperoleh satu yang berpenampilan abnormal dari 3.000 indukan. Wajar bila ia masih enggan melepas anggota famili Araceae itu.

Nun di Serpong, Tangerang, Trubus juga menjumpai nina dan hot lady berpenampilan beda koleksi Handry Chuhairy. Nina yang semula berdaun hijau dengan tulang daun merah berubah warna jadi lebih cerah. Hijau kekuningan dengan merah muda yang sangat menonjol di tulang daun.

Sebaliknya dengan hot lady. Warna daun aglaonema silangan Greg Hambali itu berubah menjadi dominan hijau tua. Bercak merah nyaris tak ada sehingga penampilannya gelap. Pantas bila sri rejeki itu menyemat nama black hot lady.

'Semakin sering aglaonema diperbanyak dengan vegetatif, peluang mutasi yang muncul semakin besar,' ujar Prempree Na Songkhla, pimpinan redaksi majalah pertanian Kehakaset di Bangkok. Terbukti banyaknya kasus dengan sosok menyimpang yang ditemukan pada donna carmen dan pride of sumatera asli Indonesia. Karena berpenampilan nyeleneh, si mutan pun langsung menyedot perhatian peminat (Rosy Nur Apriyanti/Peliput: Evy Syariefa)

Source: www.trubus-online.co.id
Pic : Adelia Mutant - Koleksi Bung Moes

Selanjutnya Klik......

Creating Indoor Gardens

Indoor gardening can be tricky and there is definitely an art to doing it right. There are five important factors to consider when starting your own indoor garden; light, temperature, water, nutrition, and soil.

Light
Light is the main source of energy to manufacture food and different plants need differing amounts, which are designated as low, medium, high or very high light.

Temperature
Most varieties of indoor plants do well under normal household temperatures in the range of 70 to 80 degrees during the day and 60 to 65 degrees at night. Most tropical indoor plants will tolerate temperatures below that and can be damaged by ‘chilling injury’ if they are.

Water
One of the most common problems is improper watering. Some plants thrive in drier conditions while other must be kept moist at all times. Too little water can cause wilting and too much water can cause root rot problems.

Don’t let the surface of the soil be your guide. Be sure to feel the soil by pushing your finger in an inch or so below the soil’s surface to determine whether or not more water is needed. Another option is investing in a ‘watering meter,’ which can give you an easy and accurate indication of when your plants need watering.
Tap water is completely satisfactory for most indoor plants and once a month, plants should be put in the sink and watered thoroughly to leach salts from the soil.

Soil
Most nurseries sell a variety of soil mixes for indoor gardening and as long as they have good drainage abilities, are aerated and have good water and nutrient holding capacity, they will be very satisfactory. It is not necessary to use specialty mixes for most types of houseplants.

Fertilization
Most houseplants have reduced fertilizer requirements because of their indoor environment and nutritional problems usually result from overfertilization rather than lack of nourishment. In some cases, specialty fertilizers are needed, but they are the exception.

There are literally hundreds of plant species to choose from that are suitable for your indoor garden. Here is a list of some of the most common varieties.
African Violet - among the most popular of flowering indoor plants and are available in multiple colours.

Aglaonema - compact, low-growing and hardy. A tough plant well suited for the indoors.

Begonia - an excellent indoor plant if there is adequate light.

Cast-iron Plant - often overlooked but a very hardy plant that will persist under difficult conditions.

Coleus - commonly grown outdoors in summer for its colourful foliage. It is a good indoor plant if adequate light is provided.

Dracaena - common varieties include solid green or striped foliage. All are dependable plants, especially where height is needed.

Fern - some types suffer from low humidity indoors so they make a good kitchen or bathroom plant.

Ficus - tolerant of a wide range of environmental conditions but sometimes reacts to rapid changes in environment by almost total defoliation.

Geranium - popular outdoor plants as well as good indoor plants that will flower continuously if they are given adequate light.

Jade Plant - very susceptible to overwatering and resultant leaf drop.

Palm - not the easiest of indoor plants to grow, but popular because of their height and graceful character.

Peperomia - most are small compact plants, but leaf size, shape, texture, and coloration vary widely. Peperomias are easily overwatered.

Philodendron - there are numerous species and varieties cultivated, and they differ widely in growth habit, leaf size, and height.

Pothos - one of the easiest of indoor plants to grow, well adapted to hanging baskets.

Snake Plant - one of the easiest indoor plants to grow.

Spathiphyllum - one of the most satisfactory plants for low light situations.

Spider Plant - very easy to grow and is very adaptable for hanging baskets. All are susceptible to fluoride tip-burn from tap water so be careful.

Wandering Jew - fast growing, trailing plants. Many have variegated leaves. The underside of some are also brightly purple colored.

Wax Plant - some varieties are vigorous vines which climb by means of twining. Many have highly variegated foliage, which is sometimes deeply curled or crinkled.

Yucca - grow upright and stiff and may become somewhat grotesque in appearance with age. The plant is often confused with Dracaena, but require much higher light intensities.

Written By: Ann Zaza
Source :www.wnetwork.com
Picture :

Selanjutnya Klik......

Decorative plants work to absorb air pollution


Decorative plants can be grown almost anywhere and when placed around the yard, can make the home environment more pleasant.
Likewise, decorative plants grown in a pot can also beautify the interior of a home.
Nowadays, people are starting to look more closely at plants that absorb air pollution. Such plants offer double benefits: Apart from decorating a room, they also absorb poisonous substances that circulate in air.

According to the National Aeronautics and Space Administration (NASA)'s Report on Interior Plants for Indoor Air Pollution Abatement, there are as many as 29 varieties of decorative plants that are able to absorb pollution from the air.
"The best plants for absorbing poisons can be placed inside the home," said Saiful Sulun, an agricultural researcher from the Winasari Garden in Bogor, West Java.

According to environmentalists who cultivate decorative plants, small trees and shrubs that function as absorbents of air pollution are suitably placed inside the home or office. Likewise, in areas where people smoke.

Saiful, who was a speaker in a discussion on the properties of decorative plants at the 2008 Flora Exhibition, which was held at Banteng Field, Jakarta, in August, said there were some varieties of decorative plant that could be used as anti-pollution plants around the home.

Among them are the yellow palm (Chrysalindocarpus lutescens) the Paris lily (Cholorophyllum clevelandii), blanceng, or Chinese evergreen (Araceae), sirih gading (Scindapsus aureus), lidah buaya (Aloe vera) and lidah mertua, or sansieveira (Sansieviera trivasciata).

It has been proven that the lidah mertua (translated as "mother-in-law's tongue") plant, for example, has a special ability to neutralize polluted air: According to research conducted by NASA, the leaves of the lidah mertua are able to absorb formaldehyde at the rate of 0.938 grams/hour.

In a room measuring 75 square meters, for example, only four leaves of an adult sansieviera plant are required to keep the room free of pollutants.
Formaldehyde is a colorless gas that inhibits breathing. It can come from the smoke of burning forests, and the fumes from vehicle exhaust systems and cigarette smoke.
This dangerous gas is often used to preserve dead bodies, as a preservative in paint, an ingredient in cosmetics and medicines, and in timber processing.

The Paris lily and yellow palm are beneficial in absorbing carbon monoxide, a major air pollutant. This dangerous substance, which is produced from vehicle and factory emissions, is one of the principal gasses causing global warming.

Yellow palm varieties are known to be particularly useful as pollutant absorbers, as they are able to produce as much as one liter of water vapor in 24 hours, which allows this plant to soak up a larger volume of poisonous gasses.

The aglaonema plant (Aglaonema brevispathan) can also absorb formaldehyde and benzena. Benzena is a dangerous chemical compound that is found oil, fuel and cigarette smoke, which can cause vomiting and headaches in humans when exposed to high doses.
Saiful said decorative plants have the special ability of absorbing poisons, while being easy to maintain. The plants can be placed inside a room, but can also be moved outdoors.

"They have to be routinely looked after and get exposure to sunshine. That's why pot plants kept inside the home should be regularly put outside to sunbathe every two or three days," she said.

Saiful suggested alternating potted plants of the same variety, so that when one is sunbathing, a replacement is still present in the home. Organic fertilizers or compost can be used to maintain plant health.

In the plant trade, decorative plants and varieties of anti-pollutant plants are easily found. Prices vary depending on the plant varieties, their age and their features, such as the form of their leaves and colors.

At the Flora and Fauna 2008 Exhibition, a medium-size potted sansieviera plant was priced from between Rp 15,000 to Rp 50,000 (US$1.50 to $5). Meanwhile, aglaonema seedlings were priced at around Rp 25,000 ($2.50) per punnet.

Apart from making rooms more beautiful, it is clear that some decorative plants have other benefits. By using plants to absorb gases and pollutants in the home, an environment can be created that offers fresher, healthier air to breathe.

In this age of increased environmental awareness, improving our surroundings can begin in the home - it's as simple as keeping potted plants. (Bambang Parlupi , Contributor , Jakarta )
Source : www.thejakartapost.com
Picture: The lidah mertua (Sansieviera trivasciata- JP/Bambang Parlupi)

Selanjutnya Klik......

Sekilas Tentang PVT

Apa itu PVT? bagi masyarakat awam istilah ini sangat asing ditelinga, bahkan masyarakat petani yg secara kasat mata akan bersentuhan langsung dengan kepentingan varietas unggul suatu tanaman, bisa jadi baru mendengar istilah ini, Bagi komunitas kita yg notabene sebagai insan pecinta tanaman unik, eksklusif dan cenderung mengarah ke prestise, perlu juga memahami paling tidak seberapa perlunya PVT bagi masyarakat kita: Saya kutip ucapan Hindarwati kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman (PVT), PVT perlu “Agar bangsa Indonesia mampu membendung serbuan benih dari negara lain,” (bagi komunitas kita barangkali aglo-aglo dari Thailand).

Indonesia merupakan calon anggota Internasional Union for Protection New Varieties of Plants (UPOV), UPOV merupakan organisasi internasional untuk melindungi varietas tanaman baru. yg anggotanya sebanyak 66 negara, bayangkan Indonesia baru calon anggota, yg kita tahu kita adalah salah satu negara agraris terbesar di dunia, belum menjadi anggota UPOV (karena baru sedang menjalani proses menuju anggota). Gila bener ini.

Pantesan aglo-aglonya Greg lebih berkibar di negara lain ketimbang dinegeri sendiri, sedih rasanya tiap menjelang tahun baru Thailand mengirim ribuan pohon Pride of Sumatera ke Eropa untuk dijadikant buket, ironis dan ajaib sekaligus menyedihkan. Sementara pemiliknya tak berdaya alias tidak bisa berbuat apa-apa. Sengaja tulisan ini saya angkat ke komunitas milis kita, agar kita tahu sebenarnya kita bisa dengan ketat melindungi aglo-aglo local yang dihasilkan para pemulia tanaman hias, bukan cuma aglo tapi semua jenis tanaman.

Hari Jumat (7/11) telah diadakan seminar “Internasional Kerja sama Ekonomi Asia-Pasifik terkait Perlindungan Varietas Tanaman” di Jakarta.

Mulyono/085
(Penulis Member MASRI)
Photo: Koleksi Aglaonemaku

Selanjutnya Klik......

Selasa, November 04, 2008

Aglaonema - Flowers or Foliage on a Low Light Plant


Question: I have an Aglaonema that is growing what looks like little “pods”… What are they? Will they hurt the plant? Can I remove them? Katlin, Nashville, TN
Answer: I believe what you are describing is the “flower” of the Aglaonema. The Aglaonema also know as the “chinese evergeen” comes from the Aroid family. This plant family gives us many house plant varieties including the Spathiphyllum, Pothos Philodendron, Anthurium, the ZZ plant and of course the Aglaonema species, but there are others.

Most people are familiar with the Anthurium flower which has become a symbol for the Hawaiian Islands, or the ‘Peace Lily” (Spathiphyllum) one of the most popular houseplants grown around the world for its pure white "hoods" stands above its dark green foliage during the spring.

However, most people are not familiar with the Philodendron or Aglaonema flower. Generally they are not flashy and get lost among the foliage.
The Aglaonema can be a very prolific bloomer, and does at times confuse people. The "flower" is really an inflorescence (a group of flowers on a stem) and is often mistaken for a distorted leaf. This can lead to other mistakes in caring for this durable low light house plant by trying to "fix" the problem.

The flowers look very similar to a Spathiphyllum except for the fact they usually carry a "green hood" and a rather calcified looking spath coming out of it. The "flower" will typically be found below the foliage but can be found easily if you look.

Chinese Evergreen Flower Removal – Yes or No?

The question asked most often on this subject is flower removal – should you remove the flower? And… does it hurt the plant?
My recommendation is YES – remove the flowers. This goes for any variety of Aglaonema – from the species commutatum, Calypso to Silver Queen, Silver Bay or large BJ Freeman, The flowers serve no benefit – to the plant or to look at.

From my experience I’ve noticed an adverse effect from leaving the flower on the plant. Aglaonemas can bloom pretty heavy even if they are “blooms” are insignificant this flower production consumes a lot of energy. The heavy blooming pulls nutrients or energy from the plant. The net result – again from my experience – produces new leaves that are smaller, sometimes distorted and lacking in color appearing pale.

To prevent this potential problem, remove or cut off the flowers as they emerge. Just make sure that you remove the flower and not the leaf!!!
Aglaonemas are great indoor plants which hold up very well in low light and don't require lots of water. New hybrids like "Silver Bay”, “Silverado”, “Jewel of India” can "Calypso” introduced over the last few years are the “new breed” of Chinese Evergreens slowly making their way into the marketplace. These new varieties continue to make the Aglaonema one of the BEST house plants for indoor use.
source : www.plant-care.com

Selanjutnya Klik......

PR - KU

S E L E S A I .... BEBAS EUY... ehhhh ada lagi yang kasih PR tapi aku lupa siapa yaaaa yang kasih PR... waktu itu kerjaan ku overload jadi aku minta waktu nah saat ini sedikit lenggang mohon

PENTERJEMAHKU