Saat ini bantuanku aku hanya bisa mendoakan saudara-saudara yang tertimpah musibah baik di tragedi Palestina dan Bencana Gempa di Manokwari
Diawal tahun 2009 Tragedi Palestina dan Bencana melanda Indonesia, Gempa Guncang Manokwari hari Minggu 4 Januari 2009 Gempa berkekuatan 7,2 SR pada 0,42 Lintang Selatan-132,93 Bujur Timur sejauh 135 km Barat Laut Kota Manokwari dengan kedalaman 10 km mengguncang Manokwari pada sekitar pukul 04.45 WIT, suasana mencekam menjelang subuh ditambah listrik yang pada pada saat gempa terjadi membuat ketakutan warga. Gempa Susulan berkekuatan 7,6 SR 0,88 LS - 133,48 BT kedalaman 10 km dan pust gempa 76 km Barat Daya pusat kota Manokwari
Gempa tersebut sampai saat ini menelan korban yang meninggal, luka ringan dan berat serta korban harta benda serta fasilitas umum yang hancur berantakan dan pastinya terjadi pengungsian, sampai saat ini gempa susulan masih menghantui masyarakat pengungsi
KAMI MENDUKUNG PERJUANGANMU RAKYAT PALESTINA
Sampai saat ini 8 Januari 2009 Gempuran Israel sejauh ini telah menewaskan sekitar 700 warga Palestina (yang menjadi korban rakyat sipil terdiri dari anak-anak, kaum hawa serta laum adam)dan melukai sekitar 3.100 orang. Demikian menurut paramedis Gaza. Agresi ke Gaza tersebut mulai dilancarkan Israel pada 27 Desember 2008.
SERUKAN DOA UNTUK PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA
"Ya Allah!! Sebagaimana Engkau Pernah menghantar burung-burung ababil menghancurkan tentera bergajah Musyrikin dan sebagaimana Engkau menuurunkan malaikat membantu Rasulullah SAW dalam perang Badar, maka kami memohon kepada MU Ya ALLAH...
Mari kita baca Surah Al Fil
"A'lam tara kayfa fa'ala rabbuka bi as-hab al-fil "A'lam ya'jal kaydahum fi tadlil Wa arsala alayhim tayran ababil "Tarmihim bi hijaratin min sijjil Fa ja'ala hum ka asfin ma'kul"
Lipat gandakan doa ini. Kirim kepada 7 orang rekan anda yang lain... Maka 7 X 7 X 7 X 7 X 7 X 7 X 7 = 823453 orang akan berbuat berdoa, kemudian 823453 X 7 = 5.8 juta orang...InsyaAllah akan ikut berdoa...
Kamis, Januari 08, 2009
TRAGEDI DAN BENCANA... MARI BERDOA
Diposting oleh ' di Kamis, Januari 08, 2009 |
Label: Bencana alam, Gempa, palestina, Terroris
Senin, Januari 05, 2009
Turunan Rotundum di Negeri Gajah Putih
Kepiawaian itu Trubus saksikan di nurseri Unyamanee Garden milik Pramote Rojruangsang yang terletak di utara Bangkok, tepatnya di Tambon Khlongsam, Amphoe Khlong Luang, Pathum Thani. Di atas rak plastik berpenyangga beton selebar 2 m, terlihat lebih dari 100 hibrida aglaonema. Itulah turunan rotundum yang diwarisi oleh chawang-hasil silangan rotundum dengan Aglaonema simplex.
Penampilan anggota famili Araceae itu beragam. Sebut saja sri rejeki setinggi 35 cm yang terletak di tengah rak dan aglaonema berdaun 13 helai di sebelahnya. Yang disebut pertama bertangkai panjang.
Penampilannya pasti menarik setelah rimbun anakan. Sedangkan yang kedua bertangkai pendek, penampilannya lebih kompak meski tunggal.
Seluruh hibrida di kebun, hasil silangan Tjiew sendiri. Pria berkacamata itu memiliki 6.000 indukan. Lebih dari 50%indukan berupa rotundum dan turunannya -chawang. Rotundum memang idola penyilang. Anggota famili Araceae itu satu-satunya spesies yang dapat mewarisi warna merah. Selain itu, Tak ada aglaonema yang memiliki keragaman begitu tinggi dan dalam populasi tinggi, kecuali rotundum, kata Gregori Garnadi Hambali, penyilang di Bogor.
Meski rotundum berasal dari Indonesia, tapi sri rejeki itu sudah banyak di Thailand. Anggota famili Araceae itu dikirim dalam jumlah besar sejak 80-an. Nurdi Basuki, praktisi tanaman hias di Bogor, menyaksikan sendiri sejumlah 200 -250 rotundum dipasarkan di Chatuchak, Bangkok.
Kepincut
Keandalan rotundum tak hanya dimanfaatkan oleh Tjiew, tapi juga Prapanpong Tangpit. Bahkan pria yang berdomisili di Khet Thawi Watana, Bangkok,itu telah memakai rotundum sebagai indukan sejak 10 tahun silam. Di halaman rumah At -sapaan Prapanpong -seluas 50 m2 terlihat 20 hibrida turunan rotundum. Mereka diletakkan di atas rak beralaskan plastik yang disangga beton setinggi 1 m. Di rak paling kanan terdapat sri rejeki turunan cochinchinense dengan rotundum yang berumur kurang dari 6 bulan. Semua sri rejeki itu dilindungi shading net 70%.
Keindahan rotundum tidak hanya dilihat oleh Tjiew dan At, dua penyilang kawakan. Kemolekan aglaonema asal Indonesia itu pun menggaet minat para pedagang. Sebut saja Witchai Chan-aram di Bangkapi, dan Siriwat Saeko di Kum Khet Bueng Kum, Bangkok.
Yang disebut pertama berburu hibrida turunan rotundum sejak 2 tahun silam. Saking terpesona keindahan sang ratu daun, Witchai sampai tak bisa tidur sebelum memilikinya. Hampir seluruh anggota famili Araceae itu dibeli dalam bentuk seedling. Harganya pun cukup tinggi, 100.000 baht/pot setara Rp2,5-juta/pot. Sri rejeki itu diletakkan di atas rak kayu setinggi 50 cm yang beratapkan shading net 70%di halaman belakang, samping, sampai atap rumah. Maklum halaman belakang dan samping rumah masing-masing hanya seluas 15 m2 dan 8 m2. Kini 100 hibrida turunan spesies asli Indonesia itu diperbanyak dengan memisahkan anakan.
Setali tiga uang dengan Witchai, Siriwat juga rajin berburu hibrida turunan rotundum dalam bentuk seedling. Setelah diboyong ke rumah, pria 60 tahun itu merawat sri rejeki itu layaknya anak sendiri. Anggota famili Araceae itu diletakkan di atas rak bambu beralaskan asbes di lahan seluas 200 m2 yang terletak di depan rumah. Ti -begitu ia disapa -menyiram hibrida turunan rotundum itu setiap hari menggunakan sprayer. Mantan pekerja konstruksi itu menggunakan media campuran peatmoss, cocofiber, dan humus dengan perbandingan 1:2:4.
Hasilnya, semua sri rejeki koleksinya tumbuh subur terlihat dari daun yang segar. Wajar bila hibrida turunan rotundum miliknya banyak meraih juara di kontes. Ti pun dapat menjual kerabat keladi itu dengan harga tinggi. Itulah kehebatan hibrida aglaonema asli Indonesia yang dimanfaatkan oleh orang Thailand.(Rosy Nur Apriyanti)
Source : www.duniaflora.com
Diposting oleh ' di Senin, Januari 05, 2009 |
Label: aglaonema, rotundum, tanaman hias
Budidaya Aglaonema Rotundum
Budidaya Aglaonema Rotundum
Dalam usaha untuk melestarikan A. rotundum karena di alam tidak dapat dilakukan melalui pengetatan status cagar alam Leuser yang merupakan habitat asli, maka agar dilakukan upaya pelestarian A. rotundum adalah :
BUDIDAYA
• Media tanam
Di habitat aslinya tanaman ini tumbuh pada lapisan humus yang ideal untuk pertumbuhannya. Dalam pembudidayaan tanaman ini dapat ditanam pada media berbahan humus, arang sekam, sekam lapuk, pasir kasar dan tanah kebun yang digunakan sendiri-sendiri atau berupa campuran.
• Penyiraman
Penyiraman dapat dilakukan 3 - 4 hari sekali, diselingi dengan penyiraman pupuk cair yang diberikan 2 - 3 minggu sekali.
• Pencahayaan
Tanaman ini mampu ditanam di bawah rak tanaman yang masih mendapatkan cahaya samping. Pertumbuhan yang ideal diperkirakan dapat diperoleh dengan pencahayaan sekitar 30 - 40 %.
• Perbanyakan
Tanaman ini mudah diperbanyak dengan setek batang atau biji seperti halnya jenis Aglaonema lainnya.
• Pemberantasan hama dan penyakit
Tanaman ini biasa diserang oleh hama yang menyerang jenis- jenis Aglaonema yang lain. Ulat-ulat Sphingidae dewasa mampu melalap habis 1 - 2 lembar daun dalam semalam. Ulat-ulat Noctuidae mampu mengosongkan batang-batangnya dalam beberapa hari serangannya. Pemberantasan hama-hama ini dan hama lainnya mudah dilakukan dengan penyemprotan dengan insektisida sistemik.Penyakit busuk batang dan daun merupakan masalah paling sulit diatasi dalam pembudidayaan A. rotundum, bakteri Erwinia sebagai salah satu penyebabnya sangat sulit dieliminasi jika tanaman telah terserang. Upaya memperkecil serangan penyakit dapat dilakukan dengan melakukan penyiraman pada saat media telah cukup kering dan menghindari penyiraman berlebihan. Penyakit-penyakit yang muncul di tempat pembudidayaan merupakan penyebab utama kemusnahan koleksi-koleksi hidup A. rotundum di berbagai nurseri.
KONTES A. ROTUNDUM
Kegiatan pengikut sertaan A. rotundum hasil seleksi dalam lomba-lomba Aglaonema untuk diadakan kelas khusus untuk A. rotundum seperti yang telah dirintis dan dilaksanakan oleh sdr. Frans Kusdianto (Alm) di Semarang.
PERSILANGAN A. ROTUNDUM
Usaha untuk melakukan persilangan antar klon perlu secara serius dilakukan karena melalui cara inilah klon-klon A. rotundum yang lebih cantik dan tahan penyakit dapat dihasilkan sehingga nilai komersial klon-klon A. rotundum hasil budidaya dapat kita tingkatkan
Source: www.klikhangarden.com
Diposting oleh ' di Senin, Januari 05, 2009 |
Label: aglaonema, budidaya, media tanam, tanaman hias
Spesies Aglaonema Primadona asal Sumatera Utara
Spesies aglaonema primadona asal Sumatera Utara adalah Aglaonema rotundum. A. rotundum (rotundum=bulat) dikenal juga dengan nama daun seroja. Di habitat aslinya di Sumatera utara yang meliputi wilayah provinsi Sumatera Utara dan Aceh Selatan tanaman ini tumbuh di dalam kelompok-kelompok kecil yang letaknya relatif berdekatan di bawah tajuk hutan primer yang kurang mendapat cahaya matahari pada lapisan humus, yang merupakan media yang sesuai untuk pertumbuhannya.
Keragaman ditunjukkan pula oleh sifat-sifat yang relatif mudah diamati seperti misalnya perbedaan intensitas warna merah tulang daun dan warna merah permukaan bawah daun, bentuk daun yang membulat sampai bentuk bulat telur,
Ukuran daun (lebar daun 4 - 14 cm), jumlah tulang daun yang menghiasi permukaan atas daun (6 - 20), jumlah bakal buah per tongkol bunga (1 - 15), warna bakal buah hijau muda atau merah muda, ujung kelopak bunga (runcing atau membulat), jumlah serbuk sari yang dikeluarkan (sangat sedikit atau tidak ada sama sekali sampai sangat banyak), jumlah anakan yang dihasilkan (0 - 7), toleransi tanaman terhadap serangan penyakit busuk batang dan busuk daun (sangat peka sampai sangat toleran) dan juga tingkat kekekaran pertumbuhan.
A. rotundum meskipun merupakan satu-satunya spesies yang mempunyai peran penting dalam pemunculan warna-warna merah meriah pada silangan-silangan Aglaonema komersial, kurang mendapat perhatian yang semestinya oleh berbagai pihak yang dapat membantu mempertahankan kelestariannya di alam.
Tulisan ini disampaikan untuk mengulas beberapa hal penting mengenai tanaman ini dan diharapkan dapat dijadikan bahan informasi dalam diskusi-diskusi yang mendorong diadakannya tindakan-tindakan konkrit yang diperlukan untuk mencegah kepunahannya di alam.
Kriteria A. rotundum yang baik, sebagai berikut :
• Daun berwarna merah pada permukaan atas maupun bawah
• Daun bergaris merah dan rapat antar garis (bergaris putih agak langkah)
• Daun tebal
• Daun berbentuk bulat telur
• Daun posisi datar/flat atau seperti mangkok
• Daun membentuk sudut 30
• Tangkai daun pendek
• Susunan tangkai rapat antar ruas
• Batang tegak (karena dihabitat merambat)
Source: www.klikhangarden.com
Diposting oleh ' di Senin, Januari 05, 2009 |
Label: aglaonema, primadona, sumatera, tanaman hias