Senin, September 22, 2008

Plants for your home


Aglaonema
Take a quick look at the picture, you will definitely recognize a plant you have seen plenty of times. Aglaonema is one of the most favorite indoor plants, as it grows easily with minimum care and is ideal to even the most inexperienced amateur gardener.
Its name is once more totally Greek and its parts are translated as "aglos: shiny nema: string. Regardless of the Greek origin of its name, aglaonemas come from the tropical forests of south-east Asia, from Thailand and Cambodia to Vietnam and Malaysia.

The first time aglaonemas crossed their natural borders was around 1900 when the plant was brought to America and has been cultivated ever since. The first new varieties were developed in the 60s; those varieties led to the plants we know today as aglaonemas. However, new varieties are still being developed in the US mainly, the differences being in the color of its leaves.
Aglaonemas belong to the aroids family, together with spathifyllum, dieffenbachia and philodentron. As its "relatives", it has shiny oval-shaped leaves, with jigged edges, fleshy to the touch and with impressive alternations of various tones of green. Its flowers look like small white callas and they produce a few yellow or red fruits. However, the basic reason for cultivating aglaonemas is their wonderful foliage and not its colors. Depending on the variety, its height can easily reach one meter or over.
Care
Aglaonema is one of the most ideal indoor plants. It is very resistant to disease and can be grown in conditions that might "kill" many other indoor plants. It can be easily adapted to different conditions and this trait makes it really easy to care for and as a result makes it very popular.
Aglaonemas can be grown to any degree of lighting, from full-light rooms (filtered - never direct sunlight) to the darkest room of hour home. Of course, the more the light it gets the most impressive the colors on its leaves will be. If your problem is low light, aglaonemas are an ideal choice. Moreover, they can be easily grown together with other plants in the same pot.
Although this is an indoor plant, in warm climates it can be cultivated outdoors as long as you keep it in a shaded area, preferably facing north.
Aglaonemas love it warm and hate abrupt temperature changes and cold drafts. Ideally, temperatures should be between 18-30οC and the change in temperature between night and day should not be more than 10οC. A long time in either too low (<15ο) or too high (>35ο) temperatures may lead to yellowing of leaves or falling leaves and it will hinder its development to a great extent. So you're your plant around, to a warmer or cooler location depending on the temperatures and keep it away from drafts, i.e. next to windows or doors. When you decide where to place the pot, remember that temperatures are much lower close to windows than from any other area in your home during winter.
Aglaonemas are not very particular to the soil quality, so any packaged soil is suitable. Make sure though to add some sand into the soil and some pebbles in the bottom of the pot to ensure excellent drainage which is necessary to these plants.
Depending on the specific conditions of your home, watering once a week seems to be adequate. Check the soil before watering and do not let your plant live in soil that is always wet, also do not let it sit in water and always empty any excess water from the tray to avoid root rot. Take care not to let the plant go thirsty because the leaves will wilt and may never recover. You can repot any time of the year avoiding days with extreme heat or extreme cold in order not to stress your plant more than necessary.
As far as humidity is concerned, provide as much humidity as possible either by using a humidifier, or with spraying the leaves. You could also use a pebble tray as we have described in various other articles. Do not worry too much though because aglaonemas can adapt to less humidity than most indoor plants.
Use any liquid or tablet form fertilizer but use approximately ? of the dosage described on the label to avoid damaging the roots or the tips of its leaves. In very young plants, avoid fertilizing until the plant is around 6 months old, while in mature plants you should fertilize 3 times per year (every 4 months).

You can easily propagate aglaonemas from cuttings. Cuttings can be placed in water until they grow roots or they can be planted directly into soil. Aglaonemas can grow in water for a long time, provided that you replace the water often and that you carefully remove any algae from the inside of the container. Same as pothos (devil's ivy), aglaonemas can be grown in small glass vases with water that can be placed on your bathtub or on window-sills, creating small tropical areas in minimum space.

As we already mentioned, one of its basic advantages is that it is almost disease- and insect-proof. However, to be on the safe side, keep leaves very clean and check often for aphids, thrips, or spider mites that may have affected other indoor plants.

You have plenty of good reasons to buy aglaonemas. They are beautiful, easy to grow, hardy, needs no specific care, it adapts easily, is suitable for low light rooms, with quick growth, even in water, extremely easy to propagate . . . what else could you ask for? By mary Efanti
Mary Efanti
mefanti@otenet.gr
Source : www.valentine.gr


Selanjutnya Klik......

Aglaonema 'Pride of Sumatra' legends


This new "Chinese evergreen" from Indonesia was bred by Mr. Gregori Hambali of Bogor, West Java (A. rotundum X A. commutatum 'Tricolor'). It is one of a series of new hybrids that make the old varieties look dowdy by comparison. The leaves are deep red beneath, green above with screaming carmine pink midribs and veins. The stem is creamy yellow blushed carmine, and there is cream in the leaf too, outlining the pink of the veins. Flowers are like miniature callas, cream in color. An excellent house plant for strong light but not sun.

Will accept low light, but the colors are not as strong. Use a well-drained soil mix and allow to dry before watering

Selanjutnya Klik......

Senin, September 15, 2008

NAMA WANITA UNTUK AGLO, MENGAPA?

Mengapa aglaonema silangan Greg Hambali lebih banyak menggunakan nama wanita? Adakah karena Greg Hambali pecinta wanita?

Menurut Greg, pemberian nama untuk silangan Greg itu sesungguhnya lebih banyak inisiatif dari isterinya sendiri: Indri. Greg sendiri pasrah. “Untuk kepentingan bisnis, memang harus diberi nama” kata penyilang itu cuek.

Bagi Greg, nama itu penting agar orang tak salah menyebut, sekaligus untuk menjadi pembeda masing-masing hibrida dalam menetapkan harga.

Namun tidak semua aglo yang sudah dijual diberi nama. “Karena waktu itu masih ‘bodoh’, ya jadi dijual saja,” kenang Greg sambil tertawa kepada penulis buku "Aglaonema Silangan Greg Hambali".

Menurut Greg, penjualan aglo tanpa nama merugikan. Karena untuk jenis yang mirip bisa dihargai sama. Sebut saja Donna Carmen dengan segala variasinya akan dihargai sama. Padahal, variasi yang ada terkadang lebih unik dari yang biasa. Tentu saja yang unik, harga lebih mahal. ”Jadi, harusnya ada Donna Carmen, ada juga Donna Carmina," ucapnya.

Kerugian lain dengan adanya aglaonema tanpa nama itu, pembeli bisa saja menamai dengan semaunya sendiri. Bahkan terkadang menghilangkan jejak bahwa sebenarnya aglo itu silangan Greg.

Belajar dari pengalaman itulah, aglaonema silangan Greg yang dirilis tahun 2000 hingga kini selalu diberi nama, walaupun mirip satu sama lain.

Misalnya, Tiara, Widuri, Srikandi, Petita, Evita, Camelia, Siti Nurhaliza, Siti Nurbaya, Adelia dan sebagainya.

Nama-nama cantik itu dilekatkan pada silangan Greg bukan tanpa cerita.

Widuri, misalnya, adalah judul sebuah lagu yang sempat ngetop dilantunkan oleh Bob Totopoly. Lagu itu sampai sekarang masih sering disenandungkan dan Widuri silangan Greg memang masih bergengsi di jagat aglaonema.

Demikian pula nama Siti Nurhaliza, penyanyi dengan suara merdu dari negara tetangga Malaysia. Pengagum Siti Nurhaliza amat banyak di Indonesia. Sampai sekarang silangan Greg bernama Siti Nurhaliza itu masih diburu penghobi aglaonema seperti juga orang masih merindukan kebeningan suara sang penyanyi.

Demikian pula Camelia. Kecantikan aglo ini diimajinasikan secantik tokoh Camelia dalam lagu yang dilantunkan Ebiet G Ade.

Pemberian nama silangan si ratu daun ini dengan nama wanita sekaligus juga membedakannya dengan tanaman hias yang lain. Pada anthurium, misalnya, nama yang diberikan kadangkala terkesan garang, berbisa, dan siap menerkam, seperi cobra, phyton, king kobra dan sebagainya.
Popularitas aglo.

Aglaonema atau yang biasa disebut orang Cina sebagai Chinese Evergreen, di Indonesia, dulunya lebih dikenal sebagai Sri Rejeki. Thailand yang terkenal di bidang hortikultura berhasil mengembangkannya melalui penyilangan dan menghasilkan variasi warna daunnya dan karena itu di Thailand aglo dikenal sebagai Siamese Rainbow atau pelangi dari Thailand.

Di Indonesia, aglaonema terkenal berkat jasa Gregori Garnadi Hambali yang berhasil dengan silangan lagendarisnya yang diberi nama Pride of Sumatera tahun 1985. Pada waktu dirilis, Pride dijual dengan harga RP. 350 ribu per daunnya.

Pencinta aglaonema pun semakin meluas. Di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, harganya sangat mahal, ada yang selembar daunnya mencapai Rp. 10 juta.

Aglaonema sendiri merupakan salah satu tanaman hias yang memiliki corak maupun bentuk daun yang sangat menarik. Selain mudah perawatannya tanaman ini sangat cocok untuk dikoleksi karena tidak memerlukan lahan yang luas. Kebiasaan hidupnya berada dalam kondisi teduh dengan intensitas matahari sekitar 30 % - 40%. Selain itu tanaman ini tidak terlalu suka akan air namun jangan sampai juga terlalu kering, serta menyukai kondisi yang agak lembab. Saat ini terdapat sekitar 350-an aglaonema hibrida.

Di Kaltim

Saat ini, di Kaltim, terutama di kota Samarinda, Balikpapan, Tenggarong, Bontang dan Sangatta, penghobi aglaonema berkembang luar biasa. Salah satu penyedia aglaonema terlengkap di Samarinda adalah Pusat Tanaman Hias Salma Shofa. Nursery ini termasuk yang memiliki koleksi silangan Greg yang menggunakan nama wanita yang cukup lengkap.

Ketika Siti Nurbaya disandingkan dengan Siti Nurhaliza di setiap kali Sala Shofa ikut dalam bursa tanaman hias, selalu saja pengunjung dibuat kagum oleh kecantikan kedua sosok aglo yang serupa tapi tak sama. Demikian pula mereka terpesona oleh kecantikan dan keindahan Srikandi, Widuri, Petita, Camelia, dan aglo lainnya.

Popularitas aglaonema di daerah ini tampaknya mampu menyaingi popularitas anthurium, adenium maupun phylodendron.

Di tengah menanjaknya popularitas anthurium, justru aglo tetap berkibar di sepanjang bursa tanaman hias baik di Balikpapan, Bontang maupun Samarinda.

Mengapa? Mungkin karena sosoknya yang memang cantik, mungkin juga karena nama wanita yang disandangnya dapat mengingatkan orang pada lagu kesayangan, tokoh wanita dalam dunia pewayangan, atau justru pengalaman masa remaja dan masa bercintanya yang sangat berkesan.
Jadi, siapa bilang nama tiadalah artinya?

(espernyata/salmashofa)
Sumber : www.langitlangit.com


Selanjutnya Klik......

Greg Hambali, Sang Penghulu Tanaman Hias


Para penggemar tanaman hias pasti mengenal nama Gregori Garnadi Hambali atau biasa disapa Greg Hambali. Hasil karyanya dalam menyilangkan tanaman sudah bejibun. Karya terakhirnya yang sukses besar adalah tanaman aglaonema. Pada 2006 silam, aglaonema jenis harlequin hasil silangan Greg Hambali mampu terjual seharga Rp 660 juta lewat proses lelang

Para penyuka tanaman menilai aglaonema hasil silangan Greg sangat menawan. Saat lelang, sang pemenang, Harry Setiawan, pemilik Irene Flora di Rawa Domba, Jakarta Timur, mengaku aglaonema Greg memang sangat pantas dihargai sebesar itu. Lelang ini menjadi harga termahal sepanjang sejarah tanaman aglaonema. Kalau pun harga tidak mahal dari lelang, harga yang wajar juga akan terbentuk dari permintaan di pasar, terang Greg.

Tak ingin menyedot keuntungan yang berlipat dari hasil silangannya, Greg juga meyakinkan bahwa pemilik tunggal silangan pertama akan mendapatkan keuntungan pula. Sebab, jenis baru itu hanya satu orang yang punya. Jika nantinya dapat dianakkan, pemilik aglaonema jenis baru ini memiliki hak jual selama dua tahun. Jika ingin punya aglaonema jenis baru tersebut, silakan membeli lewat pemilik pertama, katanya.

Suka Mengawinkan

Keahlian mengawinkan tanaman adalah buah kecintaan Greg terhadap alam. Sejak kecil Greg memang sangat mencintai alam. Waktu masih bocah, ia punya hobi mengutak-atik tanaman. Pada saat duduk di kelas 4 SD, Greg bahkan memelihara lebah. Lebah itu saya pelihara untuk diambil madunya, kenangnya.

Ketertarikan pada alam saat itu bukanlah turunan dari orang tua. Menurut anak ke empat dari lima bersaudara ini, kegemaran ini ia jalani secara naluriah. Karena ayah Greg adalah seorang montir elektro. Ayah saya montir radio dan reparasi kelistrikan, jelasnya. Sedangkan sang ibu, merupakan ibu rumah tangga.

Untuk memperdalam pengetahuannya terhadap jenis-jenis tanaman, Greg suka keluyuran di hutan. Lantaran ilmu dari sekolah masih sangat minim, Greg pun menambah pengetahuannya dengan rajin membaca berbagai ilmu pengetahuan, tapi terutamanya yang berhubungan dengan tanaman.

Ilmu dari alam dan dari buku itu memang bermanfaat. Bahkan saat baru duduk di bangku SMP, Greg sudah mampu menyilangkan pepaya. Saya menyilangkan pepaya burung dikawinkan dengan pepaya semangka (berbentuk bulat), katanya.

Sebenarnya, proses ini susah. Apalagi kalau cuma berdasar pengetahuan sekolahan. Tapi, menurut Greg, untuk penyilangan pertama ini, ia berbekal membaca buku soal pembuatan varietas baru. Dan ketika percobaan perdana itu, Greg mengaku cuma iseng.

Semakin Getol

Begitu masuk SMU, tentu pengetahuan Greg bertambah. Ia mulai menyukai ilmu kimia. Menurutnya, semua pelajaran sains selalu berhubungan satu sama lain. Ia mulai membuat percobaan dengan mencampur bahan kimia. Ketertarikan di bidang sains ini membawa Greg memilih masuk ke jurusan biologi. Saya kuliah Biologi Pertanian di IPB, terang Greg. Saat masuk bangku kuliah pada 1969, Greg semakin yakin bahwa itu adalah jalannya. Bahkan, ia semakin getol menyilangkan tanaman dan buah. Semasa itu, Greg mencoba menyilangkan tanaman jagung.

Keseriusan Greg di dunia tanaman menarik perhatian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang kemudian merekrutnya sebagai pegawai. Menurut Greg, yang menariknya ke LIPI adalah Min Rifai. Saya hanya bermodal ijazah SMU, terangnya. Dari situ, keingintahuan Greg terhadap beragam jenis tanaman, cara tumbuh, dan bagaimana sistem reproduksinya semakin berkembang. Di situ, ia juga mulai mempelajari serangga yang membantu reproduksi tanaman.

Minat yang besar pada tanaman menggiring Greg Garnadi Hambali untuk melanjutkan belajar di Inggris. Berbekal pengalaman itu, Greg lantas mengembangkan beragam varietas tanaman. Dari palem, salak, dan caladine. Salah satu karya silangan yang cukup terkenal adalah aglaonema. Jenis tanaman ini identik dengan Greg.

Greg senang menjadi pegawai di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Soalnya, ia bisa leluasa mengakses laboratorium LIPI untuk mengembangkan penelitian. Sejak mengawali karier di LIPI pada 1973 silam, ia sudah meneliti salak dan tanaman palem. Dari lab LIPI itu, ia bisa menghasilkan beberapa silangan.

Lantaran punya minat cukup besar di bidang konservasi dan pemanfaatan sumber-sumber daya genetik, Greg mendapat banyak tawaran untuk memperdalam ilmu di Inggris. Saat itu saya belum menyelesaikan kuliah di IPB, jelas Greg. Ia baru menggondol predikat sarjana muda dan sedang proses mengerjakan skripsi.

Lantaran tak mau melewatkan peluang mendapat beasiswa, akhirnya Greg memutuskan meneruskan studi ke Inggris meski skripsinya belum kelar. Saya mendapat beasiswa dari British Council, katanya. Pada 1975, ia berangkat ke Inggris untuk mempelajari pemanfaatan plasma nutfah.

Setahun kemudian, Greg berhasil menyelesaikan kuliah di Inggris dan pulang dengan nama baru: Gregori Garnadi Hambali, MSc. Ia langsung menyabet gelar master tanpa harus mengikuti program sarjana S1. Sepulang dari Inggris, pada 1978, Greg mulai mengaplikasikan ilmunya dengan membuat silangan caladium. Sayangnya, jenis ini tidak dapat bertahan lama. Sebab, menurutnya, walau modelnya bagus, tapi bentuk daunnya tidak kokoh alias loyo. Sehingga, dia pun harus terus mengembangkan agar lebih kuat. Namun rekor harga tertinggi caladium ini hanya Rp 50.000.

Suka Talas
Greg juga meneliti tanaman talas. Saya juga mengembangkan soka, kata Greg. Saat mengembangkan soka, ia tidak pernah mengomersialkannya. Dalam benak Greg hanya ada niat mengembangkan tanaman tropis dalam negeri agar lebih komersil. Caranya, dengan menyilangkan tanaman yang semula biasa menjadi tanaman yang luar biasa.

Lantaran idealismenya ini, kadang usaha Greg mengembangkan tanaman jadi terhambat. Maklum, sebagai seorang pegawai negeri, dia harus mengikuti program dari pemerintah. Merasa dikekang kebebasannya, pada 1983, Greg memutuskan keluar dari LIPI. Saya ingin lebih mengekspresikan diri saja, dalihnya.

Cita-cita Greg adalah menciptakan tanaman varietas baru. Ini bukan persoalan gampang. Pasalnya, untuk tujuan ini, ia mengaku kesulitan mendapatkan dana membiayai proyek. Pertama kali, saya, ya, jatuh bangun, ujarnya. Untung, beberapa teman yang mempunyai perhatian terhadap tanaman mau membantu Greg dengan mengucurkan modal.

Untuk mewujudkan cita-citanya, Greg bekerja sebagai konsultan di sebuah nursery. Di sana, dia mempelajari tanaman palem. Pada 1986 tanaman ini pernah berjaya. Sayangnya, nilai ekonomis tanaman ini tidak dapat bertahan lama lantaran terjadi kelebihan pasokan di pasar. Sekarang tanaman ini banyak digunakan untuk real estate, terangnya. Ia juga mengembangkan tanaman salak lantaran ingin menciptakan buah salak yang rasanya enak.

Kini, usia Greg sudah menjelang kepala enam. Usia saya 59 tahun, katanya. Tapi semangatnya tidak kalah dari anak muda. Bahkan, dia masih sering jalan ke hutan untuk mencari tanaman yang bisa ia komersilkan.

Sekarang, Greg dikenal sebagai ahli penyilangan. Karyanya yang spektakuler adalah the big five aglaonema. Yaitu Tiara, Widuri, Hot Lady, Harlequin, dan Pride of Sumatra. Semua dihargai tinggi per lembar daunnya. Aglaonema Tiara, misalnya, harga per lembar daunnya sempat mencapai Rp 3 juta.

Walaupun sukses sebagai breeder aglaonema, Greg masih punya impian untuk menjadikan tanaman tropis di Indonesia lainnya bernilai jual tinggi. Kalau bisa tanaman hias kita bisa menghasilkan devisa, harapnya.

Minat Gregori Greg Garnadi Hambali mengembangkan tanaman hias sangatlah besar. Pada 2000 lalu, Greg membuat heboh dunia tanaman hias setelah sukses menghasilkan the big five aglaonema, yakni Widuri, Tiara, Hot Lady, Harlequin, dan Sexy Pink. Bahkan saat dilelang banderol Harlequin mencapai Rp 600 juta. Luar biasa.

Tak percuma bertahun-tahun Greg Hambali melakukan riset penyilangan tanaman hias. Hasil karyanya sungguh luar biasa. Yang menghebohkan, tentu saja, hasil persilangan aglaonema. Sampai kini, banyak orang yang memburu tanaman hias yang satu ini. Mereka bersedia membayar dengan harga tinggi. Aglaonema saya ini dihargai mahal karena memang indah, tutur Greg Hambali.

Awal mula Greg meneliti aglaonema pada akhir 1982. Ketika itu ia masih bekerja di LIPI. Saat itu saya menjadi juri tanaman hias di Ancol, kenangnya. Karena cintanya pada tanaman, dia sudah mempunyai feeling, jika mengembangkan aglaonema tentu akan menjadi tanaman yang punya daya tarik luar biasa. Dia bilang, saat bertemu pertama dengan aglaonema, keindahannya sudah terpancar.

Mulai Memelihara Aglo

Sejak itu Greg mulai memelihara dan mengembangkan aglaonema. Saya dikasih teman saat itu, ucapnya. Untuk menyilangkan aglaonema, Greg harus menunggu sampai aglaonemanya itu beranak. Nah, aglaonema silangan pertama Greg itu baru muncul pada 1986 dan 1987. Hasil karya pertama itu dia beri nama Pride of Sumatera.

Penyilangan pertama ini ternyata menarik minat pasar. Buktinya, harga per lembar daun Pride of Sumatera sempat mencapai Rp 300.000. Harga yang mahal memang sebanding dengan kerja kerasnya. Butuh proses yang rumit untuk menghasilkan Pride of Sumatera. Untuk menghasilkan satu silangan baru, dia harus membuat indukan. Untuk itu semua, butuh waktu riset minimal tiga tahun. Meski idealnya hingga lima tahun. Itu baru menjadi sebuah tanaman yang menarik, terang dia.

Satu hal yang kini jadi penyesalan Greg, dia tidak memperbanyak hasil karya silangannya itu. Ada seorang penangkar dari Thailand yang memperbanyak sampai 500.000 pot jenis Pride of Sumatera, ceritanya.

Jelas Greg tidak mendapat keuntungan dari penjualan aglaonema ini. Padahal jika tanaman ini dijual dengan harga Rp 20.000 per pot saja, bisa menghasilkan Rp 10 miliar. Greg mengakui, pengembangan tanaman hias di Indonesia terkendala oleh sempitnya lahan dan keamanan.

Setelah menghasilkan Pride of Sumatera, kreativitasnya tak berhenti. Tiga tahun setelah itu, Greg membuat karya baru, yakni aglaonema jenis Aloutte dan Donna Carmen serta Adelia. Pada 2000, Greg kembali menghebohkan dunia tanaman hias. Ia membuat the big five aglaonema, yakni Widuri, Tiara, Hot Lady, Harlequin, dan Sexy Pink. Saat dilelang pertama kali, banderol Harlequin hingga Rp 600 juta.

Namun Greg belum puas. Masih ada satu hal yang mengganjal pikirannya. Masih banyak orang yang mau mengembangkan tanaman hias secara total. Dia menyayangkan fenomena goreng menggoreng harga tanaman hias, seperti yang terjadi pada anthurium akhir-akhir ini. Menurutnya, cara itu hanya melahirkan keuntungan sesaat. Hanya mengambil gampangnya saja, kata Greg.

Indonesia sebetulnya punya segudang tanaman hias, termasuk di hutan. Sayang, hutan kini banyak dibabat dan diganti dengan kebun kelapa sawit. Tanpa memperhatikan plasma nutfah yang ada di dalamnya. Ia berharap orang harus punya pikiran jangka panjang dan berkomitmen pada hortikultura. (Avanty Nurdiana/Kontan)

sumber : www.kompas.com

Selanjutnya Klik......

Fosfor dan Kalium


Pupuk Terbaik Aglaonema
Banyak persepsi yang mengatakan kalau aglaonema harus menggunakan unsur yang netral/seimbang saat pemberian unsur makro, terutama NPK. Namun sebenarnya, ada dua unsur yang memberikan efek paling berpengaruh pada tampilan aglaonema dewasa. Fosfor dengan simbol P dan kalium dengan simbol K, keduannya merupakan kunci mendapatkan aglaonema berkualitas.

Unsur NPK (Nitrogen Fosfor Kalium) memang unsur makro yang memegang peranan penting dalam pertumbuhan, sehingga hampir semua pupuk akan mengambil unsur ini sebagai poin penting. Hanya yang membedakan adalah jumlah komposisi dan kandungan zat terlarut yang dimasukkan.
Kondisi perbedaan komposisi NPK memang harus dilakukan untuk menyesuaikan dengan tahapan usia tanaman. Sebab saat bibit, remaja, dewasa, dan indukan punya kebutuhan unsur makro yang tak sama. Jadi untuk perkembangan maksimal, kebutuhan pupuk juga harus menyesuaikan, agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan keinginan.
Aglaonema memang unik, karena pertumbuhan tanaman diupayakan untuk menghasilkan tanaman yang sehat dan mampu mengeluarkan karakter warna. Di sini, kebutuhan kedua faktor itu bisa dipenuhi dengan mengandalkan unsur P dan K yang mempunyai komposisi lebih besar. Namun bukan berarti Nitrogen (N) dilupakan, karena unsur ini tetap dibutuhkan, tapi untuk usia aglaonema dewasa kebutuhan unsur ini tak terlalu besar.

Unsur P dalam bentuk H2 PO4-HPO4 2 -sangat penting untuk proses respirasi yang ada di bawah permukaan daun melalui stomata. Selanjutnya untuk regenerasi, yaitu membentuk pembelahan sel. Fosfor juga berperan penting dalam penyusunan asam nukleat dan molekul ATP untuk transfer energi.
Baik bila terjadi proses yang terjadi di permukaan daun, seperti respirasi dan transfer energi, maka otomatis struktur yang dimiliki juga mengikutinya. Pada daun aglaonema akan membuat daun terlihat lebih mengkilat dan warna lebih keluar. Sebab, P juga mendukung proses fotosintesis sebagai pabrik pengolahan makanan di tanaman.
Gejala kekurangan unsur P akan menyebabkan,warna hijau daun lebih gelap dari yang normal. Selain itu, daun di bagian bawah sering berwarna keunguan, terutama diantara tulang-tulang daun. Parahnya, di tahap kritis daun akan terlihat rapuh dan mudah layu, seperti tak mempunyai kekuatan untuk berdiri dan akhirnya menghambat pertumbuhan daun baru aglaonema.
Dari paparan itu, jelas penting untuk memenuhi kandungan P dalam pot aglaonema. Sebab, sebagai tanaman yang dipelihara dalam pot sirkulasi unsur hara lebih rendah dibandingkan penanaman dalam tanah, sehingga wajib diberikan unsur tambahan dengan memberikan pupuk NPK. Selain dari kimia, unsur P secara organik bisa ditambahkan dari humus daun bambu, tapi harap dijaga sterilisasinya untuk menghindari bakteri masuk
Unsur lain yang juga memegang peranan penting adalah Kalium (K) dalam bentuk ion K+ yang larut dalam air tanah. Kalium akan memberikan bantuan untuk pembentukan protein dan karbohidrat. Selain itu, juga memperkuat jarngan tanaman sekaligus membentuk anti-bodi untuk melawan penyakit. Unsur ini juga ikut mengaktifkan enzim, terutama yang terkonsentrasi pada jaringan meristem.
Kekurangan unsur ini jelas akan membuat tanaman mudah terserang penyakit dan ini tentu akan merusak keindahan aglaonema. Struktur daun bisa berubah dan berwarna kuning dimulai dari tepi daun menuju ke pusat/tengah dan akhirnya mati. Di bagian akar akan menyebabkan kekerdilan yang berujung berkurangnya kemampuan untuk menyerap makanan, sehingga tanaman akan kekurangan nutrisi.
Menghindari hal itu, tentu harus ada asupan lebih unsur K yang membuat tanaman tahan penyakit dan punya struktur kuat, baik dari batang, tangkai daun maupun daun.
Untuk memilih kadar P dan K yang lebih tinggi, caranya mudah. Selain bertanya pada pejual, bisa juga dilihat pada kemasan. Saat membeli pupuk, pasti akan terlihat tiga kombinasi angka yang sejajar. Contohnya 10-15-18, kombinasi ini menandakan kadar unsur secara berurutan, mulai dari N, P, dan K. Jadi, kadar unsurnya adalah N-10%, P-15% dan K-18%. [bayu]
Sumber : http://tabloidgallery.wordpress.com


Selanjutnya Klik......

Jumat, September 12, 2008

Bisnis Tanaman Hias

Tanaman hias kini tidak hanya menjadi penyaluran hobi semata, tetapi sudah menjadi komoditas dengan nilai ekonomi yang cukup tinggi, terutama pada tanaman hias yang sedang tren. Bahkan tanaman hias yang trennya mulai memudarpun tetap memiliki penggemarnya sendiri. Oleh karena itu, membuka tanaman hias tidak bisa sekedar hobi saja, tetapi harus dijalankan dengan benar dan melalui perhitungan ekonomi yang tepat agar mendapatkan keuntungan.

Nah untuk menjadi seorang entrepreneur harus belajar strategi bisnis dan manajemen usaha ini. Setiap langkah dalam usaha ini tetap harus memperhitungkan modal, faktor risiko, lokasi pemilihan jenis tanaman yang akan diperdagangkan serta Strategi pemasaran dan promosinya.

Lingkup usaha

Lingkup bisnis tanaman hias adalah :
1. Penjualan Bibit Tanaman,
2. Penjualan Tanaman Hias, dan
3. Saprotan (Sarana Produksi Pertanian)

1. Penjualan Bibit Tanaman Hias

Bibit yang bisa ditawarkan adalah bibit anggrek, euphorbia atau tanaman berbunga lainnya, bibit tanaman berdaun indah seperti aglaonema serta beberapa bibit sayur-sayuran dan buah-buahan. Para pelaku pembibitan biasa disebut dengan breeder.

Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
- Keahlian dan pengetahuan tentang cara memperbanyak tanaman, baik secara konvensional atau melalui penyilangan
- Tren tentang tanaman
- Jenis-jenis media tanam yang sesuai dengan bibit
- Ketekunan dan kesabaran tinggi, terutama untuk breeder silangan.

Modal yang diperlukan
- Sebidang tanah (tidak harus luas, dihalaman rumah pun bisa).
- Aneka bibit tanaman
- Rak atau lemari kaca
- Katalog tentang bibit tanaman yang akan dijual.
- Kartu nama.

2. Penjualan Tanaman Hias

Yang bisa ditawarkan dalam bisnis ini adalah tanaman hias buah atau daun, seperti jenis adenium, aglaonema, euhobia, anthurium, anggrek, begonia, bonasai, keladi halus dan palem-paleman (palem putri, palem raja, palem botol).

Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
- Jenis-jenis tanaman yang sedang tren.
- Jenis-jenis media tanam yang sesuai.
- Cara memperbanyak tanaman
- Cara perawatan tanaman serta jenis hama dan cara membasminya agar bisa memberikan layanan yang baik kepada langganan.
- Penataan tanaman hias yang menarik.
- Karakteristik tanaman hias yang dijual. Contohnya. Tanaman hias daun dalam pot umumnya menyukai panas tidak langsung. Sirkulasi udara yang baik dan kelembaban sedang sementara tanaman hias bunga justru menyukai sinar matahari langsung. Karakter keladi hias pun tergantung pada jenisnya ada yang senang tempat teduh, tetapi ada juga yang senang dengan tempat terbuka dan panas.

Modal yang diperlukan
- Aneka jenis/stok tanaman hias yang cukup beragam sesuai dengan tren
- Sebidang tanah tidak harus luas, dihalaman rumah pun bisa tetapi lebih baik jika di pingggir jalan agar memudahkan konsumen dalam pembelian/pengangkutan.
- Bermacam-macam pot yang sesuai dengan tanaman hias.
- Rak kayu/besi untuk memajang aneka tanaman hias pot.
- Katalog tentang tanaman hias yang anda jual.
- Kartu nama.

Peluang usaha lainnya
- Jasa pembuatan taman dan kolam.
- Jasa perawatan taman.
- Jasa penyewaan tanaman hias.

3. Penjualan Saprotan Tanaman Hias

Bisnis penjualan saprotan untuk tanaman hias termasuk sederhana, tetapi cukup menjanjikan dan dapat menjadi bisnis pendukung penjualan bisnis dan tanaman hias.

Yang perlu diingat, dalam bisnis saprotan, yang dijual adalah produk jadi maka harga menjadi penentu utama.

Saprotan tanaman hias meliputi semua bahan dan alat yang mendukung usaha budi daya dan perawatan tanaman hias.

Bahan dan alat yang mendukung
- Cangkul dan aneka gunting tanaman (untuk menggunting daun, dahan dan rumput).
- Aneka jenis pot untuk tanaman indoor, outdoor atau pot untuk tanaman air.
- Media tanam pestisida, pupuk, kompos, hingga zat pengatur pertumbuhan.
- Buku dan majalah pertanian.

Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
- Bermacam macam jenis saprotan dan kegunaannya, produksi dari dalam maupun luar negeri.
- Tren tentang tanaman hias dan media untuk tanaman hias tersebut.
- Tren tentang pot tanaman.
- Hortikultura, contohnya paham kelebihan dan kekurngan aneka pot yang dijual. Jika anda paham waktu pemupukan dan jenis pupuk yang tepat dipakai untuk tanaman daun/bunga/buah, anda bisa memberikan “layanan lebih” kepada pelanggan.

Modal yang diperlukan
- Aneka jenis saprotan, lengkapi dengan label, keterangan fungsinya
- Sebidang tanah untuk memajang aneka pot ukuran besar, aneka gerabah untuk tanaman air, aneka pupuk, kompos dan humus.
- Rak untuk memajang aneka ragam pot ukuran kecil dan unik.
- Lemari kaca untuk menyimpan bermacam-macam pestisida, pupuk, zat penumbuh tanaman.
- Kartu nama.

Biasanya orang mengelompokkan tanaman hias dalam 4 kategori yaitu:

a. Tanaman hias untuk kebutuhan lanskap taman, seperti aneka jenis rumput, semak, perdu, palem pohon, cemara dan tanaman air.
b. Tanaman hias indoor atau pemanis ruangan, seperti aglaonema, kuping gajah, dan palem hias.
c. Tanaman hias outdoor, seperti krisan, aster dan lili.
d. Tanaman hias yang tidak termasuk 3 kategori dia atas, seperti kaktus, paku-pakuan dan aneka bonsai.
Umumnya, berbisnis tanaman hias berarti mulai menjual bibit hingga tanaman hias kelompok tertentu atau lebih. Ada juga yang sekaligus dengan saprotannya.

Kiat menjalankan usaha

a. Apapun usaha yang anda pilih bisnis tanaman hias harus dimulai dari kecintaan/hobi, karena bisnis ini membutuhkan ketekunan.
b. Sebagai pemula, mulailah dengan pilihan bisnis skala kecil yang membutuhkan perhatian paling sederhana dan resiko kecil, seperti penjualan saprotan. Anda tidak perlu kawatir pada perawatan dan pembudidayaan tanaman. Namun anda perlu melengkapi koleksi saprotan anda. Seperti aneka ragam pot-pot cantik dan unik dari gerabah maupun keramik untuk menarik calon pelanggan dan membedakan usaha anda dengan penjualan saprotan lainnya.
c. Jika perlu bekerjasamalah dengan koperasi, pengerajin tradisional atau produsen penghasil saprotan untuk mendapatkan produk-produk saprotan yang murah, tetapi berkualitas. Jika hubungan baik dengan pengerajin traditional sudah terbina, anda bisa meluncurkan produk unik terlebih dulu dibandingakan pesaing anda.
d. Jika ingin berjualan tanaman hias, ketepatan memilih produk merupakan kunci keberhasilan. Pilih satu jenis segmen terlebih dahulu dan pilih salah satu produk ungggulan sebagai icon usaha anda misalnya anda ingin menjual tanaman hias yang sedang “in”: saja (aglaonema, euphorbia, kamboja jepang, anthurium dll), tanaman hias secara umum untuk penataan tanman, atau spesialis aneka tanaman air. Lagi-lagi cari ciri khusus anda. ini merupakan modal awal sebagai jati diri usaha anda.
e. Buat nama usaha yang sederhana dan mudah diingat, tetapi masih berhubungan dengan dunia tanaman.
f. Jika usaha anda sudah berjalan mulailah melihat peluang usaha lainya, seperti pembuatan taman atau kolam.
g. Tingkatkan wawasan mengenai tanaman hias untuk mengetahui tren dunia tanaman hias serta sarananya. Misalnya dengan membaca majalah/katalog tanaman dari dalam dan luar negeri atau melalui internet. Hal ini bisa menjadi nilai tambah dalam meberikan layanan yang baik. Ingat pelayanan yang baik adalah salah satu kunci sukses untuk mengikat pelanggan.
h. Jika ada kesempatan belajar untuk menjadi breeder. Ikutilah karena profesi ini masih langka, pesaing usaha andapun masih sedikit.

Sumber :www.peluangwirausaha.com

Selanjutnya Klik......

Selasa, September 09, 2008

Berbagai Cara Perbanyak Si Ratu Daun

PERBANYAKAN CANGKOK

Perbanyakan aglaonema bisa dengan biji dan anakan, apa yang harus kita lakukan jika terlalu lama menunggu munculnya anakan ? Kita bisa mencoba melakukan perbanyakan dengan cara mencangkok dengan cara sebagai berikut :

(1) Pilih aglaonema yang mempunyai batang cukup panjang, dan bersihkan pelepah daun yang sudah tua
(2) Siapkan botol plastik bekas, potong leher dan bagian bawah botol dan sayat dari atas ke bawah.
(3) Pasang botol yang sudah dipotong di batang aglaonema, isi dengan media tanam berupa cocopeat dan kompos ( 1:1 ), lalu ikat botol biar rapat. Siram media tanam dan usahakan media dalam botol tidak sampai kering.
(4) Setelah kurang lebih sebulan, muncullah tunas-tunas, tunggu sampai akarnya cukup kuat.
(5) Setelah berumur tiga bulan, bukalah botol dan bersihkan media, gunakan pisau tajam steril untuk memisahkan tunas-tunas anakan, kita sudah berhasil mendapatkan beberapa bibit baru.
(6) Rendam bibit-bibit tersebut dalam larutan fungisida selama 10 menit kemudia ditanam pada pot.


CARA MENYILANGKAN

Daya tarik tanaman hias jenis aglaonema terletak pada keindahan motif daunnya, saat ini sudah banyak sekali jenis aglaonema varian baru hasil penyilangan. Yang paling fenomenal adalah Pride of Sumatera hasil penyilangan oleh Greg Hambali yang pernah meraih medali emas di ajang lomba tanaman hias internasional di Belanda Floriade tahun 2002.

Sebenarnya kita bisa melakukan penyilangan sendiri dan ternyata tidak sulit untuk dilakukan, siapa tahu kita bisa menghasilkan aglaonema yang unik, langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut :
(1) Syarat utama adalah harus ada induk jantan dan induk betina. Ketika bunga-bunga aglaonema mulai bermekaran, pilihlah aglaonema yang pada tongkol bunga terdapat serbuk sari ( seperti bedak ) dan pilih aglaonema yang siap diserbuki untuk dijadikan induk betinanya.
(2) Gunakan kuas yang bersih untuk mengambil serbuk sari, lalu oleskan pada putik yang terdapat pada induk betinanya, Setelah itu, tanaman yang sudah diserbuki dikerudung dengan kantong plastik transparan agar aman dan kelembabannya terjaga.
(3) Penyilangan sebaiknya dilakukan di pagi hari antara pukul 07.00-09.00, jika dilakukan di siang hari, biasanya serbuk sari sudah rontok.
(4) Jika penyilangan berhasil akan terbentuk buah, satu tongkol aglaonema bisa menghasilkan 10-30 biji, sedangkan seludang bunga lainnya biasanya mengering.
(5) Sekitar enam bulan, buah hasil penyilangan bisa dipanen dan diseleksi untuk mendapatkan buah yang siap tanam. Buah yang sehat adalah yang tidak terserang hama dan penyakit, berwarna hijau dan menjadi merah ketika siap di petik. Untuk menanamnya kulit buah harus dikupas, biji yang baik berwarna kecoklatan.


NB: tulisan ini di sadur dari http://trubus.blogspot.com dari 2 makalah menjadi 1 dan diberi judul sesuai yang diatas dan tulisan ini tidak ada yang di kurangi dan ditambahi

Selanjutnya Klik......

PR - KU

S E L E S A I .... BEBAS EUY... ehhhh ada lagi yang kasih PR tapi aku lupa siapa yaaaa yang kasih PR... waktu itu kerjaan ku overload jadi aku minta waktu nah saat ini sedikit lenggang mohon

PENTERJEMAHKU