Kualitas Optimal, Ramah Lingkungan
Banyak alternatif menuju lingkungan sehat. Meski keinginan hidup jauh dari pencemaran, peluangnya kecil. Belum lagi, redusi bahan kimia yang kerap akrab di sekitar kita. Pertanian tradisional pun jadi sasaran empuk terjadinya pencemaran lingkungan, dimana kebutuhan untuk hasil pertanian lebih didominasi produk kimia. Kini, saatnya kembali ke alam.
Modernitas rupanya menggerus alam secara perlahan. Sama halnya dengan dunia pertanian yang telah menerapkan teknik modern sebagai program kerjanya. Misalnya, penggunaan pupuk ataupun pestisida kimia, dimana hasilnya pun memang cukup membanggakan. Terlebih, dengan waktu yang relatif cepat. Namun ada yang harus ditanggung dari penggunaan kebutuhan tanaman berbahan kimia. Dampak terbesar bisa terjadinya pencemaran lingkungan di semua aspek. Dalam hal ini, manusia akan menuai dampak yang besar. Sebab, kita merupakan pengkonsumsi terbesar produk hasil pertanian – dimana tanpa disadari – hasil pertanian yang kita makan sudah tercemar.
“Sebenarnya mudah saja untuk mengatasi fenomena semacam ini. Selama kita masih menghargai alam dan lingkungan sekitar. Itu saja kok kuncinya,” kata Penangkar Hortikultura di Surabaya, Dani Bambang Suryo.
Manfaatkan Limbah Rumah Tangga
Kepedulian terhadap alam bisa dimulai dari lingkungan sekitar, yaitu dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada dan tidak terpakai. Bahkan sampah rumah tangga pun berpeluang untuk dijadikan bahan dasar pupuk organik. Rontokan daun di halaman rumah, rendaman air cucian beras, dan air cucian darah (ikan, sapi, kambing, dan ayam), merupakan bahan-bahan yang kerap digunakan.
Caranya, mudah dilakukan. Hanya dengan menyiramkan ke media tanam secara rutin, satu kali dalam seminggu. Bagi Anda yang memiliki kebun dengan ukuran lahan yang tak terlalu luas, alternatif ini bisa diterapkan. Teknik ini sebenarnya sudah lama diterapkan orang-orang dulu. Sebab jaman sudah makin modern, perlahan cara ini ditinggalkan dan orang lebih memilih cara modern. Selain instan, hasilnya pun bisa dinikmati dalam waktu relatif singkat. Namun tak ada salahnya, menerapkan satu hal bermanfaat tanpa merusak lingkungan sekitar? Jangan anggap remeh sampah yang ada di sekitar Anda. Siapa mengira, di balik sisa-sisa sampah ini tersimpan begitu banyak manfaat yang bisa diaplikasikan ke lingkungan. Selama ini, mungkin banyak yang beranggapan kalau sampah hanya sisa produksi yang tak memiliki fungsi apa-apa.
Mungkin Anda salah satunya? Boleh percaya atau tidak, ada rahasia terbesar di balik sisa-sisa sampah rumah Anda yang bisa dimanfaatkan untuk proses keberlangsungan pertumbuhan tanaman di lahan rumah. Hal ini bisa dibuktikan dari penelitian yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa di Institut Pertanian Jogjakarta.
Di sini disebutkan, kalau lebih dari 50% tanaman (khususnya tanaman buah dan sayur) yang disiram menggunakan cucian darah hewan (ikan, sapi, ayam, dan kambing), cenderung tumbuh lebih optimal. Dalam salah satu penelitian menyebutkan, darah kambing yang disiramkan pada tanaman tomat dengan frekuensi satu kali dalam seminggu, bisa meningkatkan hasil sebesar 82 %.
“Tanaman anggrek yang disiram dengan air cucian darah ikan secara rutin, satu kali dalam seminggu pun bisa cepat berbunga,” imbuh Penangkar Anggrek di Malang, Raphael.
Hal ini juga terjadi pada air rendaman cucian beras dan sampah rontokan daun. Sebaiknya, buang air cucian beras ke media tumbuh tanaman. Sebab, zat yang terkandung di dalamnya berpotensi menyuburkan tanaman yang ada di sekitar. Itu sama halnya dengan sampah rontokan daun, sebaiknya untuk tidak membuang atau membakarnya.
Cukup dengan merendamnya dengan air bersih ke dalam wadah, selama kurang lebih satu hari. Barulah, keesokan harinya siramkan ke halaman atau kebun yang ditumbuhi tanaman. Alternatif lainnya, bisa mengaplikasikannya dengan cara memendam kotoran sampah (rontokan daun) dalam tanah sebagai proses fermentasi, selama kurang lebih satu minggu. Kemudian bisa segera diterapkan pada tanaman.
Alasan tidak langsung digunakan, karena kondisi tanaman tak tahan dengan proses fermentasi pupuk, sehingga waktu satu minggu merupakan fase untuk menetralisir unsur yang ada dalam media tanam. Optimalnya pertumbuhan tanaman yang menggunakan sisa-sisa bahan produksi rumah tangga ini, lantaran disebabkan oleh beberapa hal, yaitu adanya kandungan unsur Nitrogen (N), Phospor (P), dan Kalium (K) tinggi yang bisa memenuhi kebutuhan tanaman. Selain pertumbuhan yang prima, alternatif membuat pupuk organik dari bahan sisa produksi rumah tangga jadi alternatif aman lingkungan. [santi]
Optimalkan Kualitas Hasil Pertanian
Pada dasarnya, kompos (pupuk organik) bisa meningkatkan kesuburan kimia dan fisik tanah yang selanjutnya akan meningkatkan produksi tanaman. Pada tanaman hortikultura (buah-buahan, tanaman hias, dan sayuran) atau tanaman yang sifatnya perishable (tak tahan lama) ini, hampir tidak mungkin ditanam tanpa kompos.
Demikian juga di bidang perkebunan, penggunaan kompos terbukti bisa meningkatkan produksi tanaman. Di bidang kehutanan, tanaman akan tumbuh lebih baik dengan kompos. Selain itu, kompos membuat rasa buah-buahan dan sayuran lebih enak, lebih harum, dan lebih memiliki cita rasa khas.
Hal inilah yang mendorong perkembangan tanaman organik – selain lebih sehat dan aman – karena tidak menggunakan pestisida dan pupuk kimia. Selain itu, air lindi yang dianggap mencemarkan sumur di lingkungan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) bisa dijadikan pupuk cair atau diolah terlebih dulu sebelum dialirkan ke saluran umum.
Meski hasil yang didapat nanti tak bisa dinikmati dalam waktu singkat, tapi penerapan pupuk berbahan organik ini memiliki jangka panjang yang memuaskan. Selain lingkungan tetap dalam keadaan lestari, masyarakat akan sehat dan pendapatan petani bisa meningkat. [santi]
Kandungan unsur N, P, dan K dalam Darah Binatang
Unsur (mg/100g) Sapi Kambing Ayam
Nitrogen (N) 0,0084 0,0787 0,0058
Phospor (P) 0,1000 0,7000 0,2000
Kalium (K) 0,0098 0,1400 0,0145
http://tabloidgallery.wordpress.com/2008/07/04/alternatif-pupuk-organik-instan/#more-222
Selasa, Juli 29, 2008
Alternatif Pupuk Organik Instan
Diposting oleh ' di Selasa, Juli 29, 2008
Langganan:
Comment Feed (RSS)
PR - KU
S E L E S A I .... BEBAS EUY... ehhhh ada lagi yang kasih PR tapi aku lupa siapa yaaaa yang kasih PR... waktu itu kerjaan ku overload jadi aku minta waktu nah saat ini sedikit lenggang mohon
|